Mungkin ini adalah perburuanku yang paling melelahkan. Tidak seperti biasanya, Jatimalang begitu panas, biasanya sih emang udah panas. Tapi ini puaaanaasss banget. Sampai-sampai aku hampir pingsan karena nahan panasnya. Belum lagi kondisi lapangan yang agak berat karena habis hujan, sehingga beberapa jalan udah tertutup air selutut.
Tapi demi mendapatkan foto manyar emas (Ploceus hypoxanthus), aku rela menerobos tanah rawa yang kalau diinjak bisa langsung mak blesek….selutut. Dan ya itu tadi, selain nahan panas, jalan juga sulit dilewati, langsung bikin napas ngos-ngosan. Aroma tembakaunya gudang garam langsung menyebar di sekitar lubang hidung.
Dan sialnya lagi, ketika sampai di tempat yang semula aku kira bakal menemukan manyar emas dengan mudah eeh….bul sepi, sueepii banget. Cuma perenjak padi (Prinia inornata) yang hilir mudik di depanku dengan wajah penuh kekhawatiran. Selidik ketemu selidik, ternyata aku salah ngambil tempat istirahat yang disitu ada sarang mereka. Sori boss…dah kelelahan banget.
Sekarang bulan April. Kalau anda datang ke Jatimalang sekarang anda akan menemukan banyak sarang-sarang burung manyar yang menggantung di ranting-ranting pohon brugurea sp. Dan sepertinya ini sedang musim mencari pasangan. Sebab sarang-sarang sudah selesai dibangun, tinggal menunggu sang betina untuk sudi mampir ke dalam sarang yang menurut mereka paling mewah, nyaman dan aman untuk ditinggali anak-anak mereka. Dengan begitu berarti mereka telah menemukan pejantan yang layak untuk menempatkan sel spermanya ke dalam rahim mereka.
Beberapa juga ada yang sudah ada telurnya. Tinggal menunggu kapan mereka menetas, nah itulah saat yang tepat untuk digiscoping.
Dan tidak ada pencarian tanpa pertemuan, tidak ada pertemuan tanpa penghayatan dan cinta. Seperti sang kekasih yang lama pergi, tiada penantian yang sia-sia saat dia datang mengetuk pintu hati. ”Telah kusimpan janji sehingga kakiku tetap berdiri. Kubawa dan selalu kubawa agar engkau tahu, tiada rinduku sirna dikikis waktu.”
Dua-tiga frame sudah cukup bagiku untuk mengabadikan manyar emas dan manyar tempua (Ploceus philippinus), sehingga aku bisa pulang dengan senyum…cheesss….
Happy birding
Never ending digiscoping
wah…….gila juga uaapik mas…apa lagi info burung ini jarang banget malah menurut pak pram belum ada….
sippp…..di tungu foto2nya dari baluran…oops…sewa alat berarti…he..he…
salam
LikeLike
sip mas swis…tapi biar capek keren abis…
apalagi info soal burung ini belum ada begitu kata pak pram….
okay di tunggu foto2 dario baluran…..
ooops berarti harus sewa alat ya…he..he..
salam
LikeLike
kalo gitu, kalo temen2 punya data2 bisa dong share ke kita2 ntar kita kelola biar bisa berguna buat bersama.
kalo masalah sewa alat itu mah gampang yang penting gratis lho hahahaa
LikeLike
wah kang tampilan blogmu ramai banget keren shi..hehe
LikeLike
mas mbak ada paket wisata yang gak gratis..he, coba di http://www.kibchome.multiply.com wisata melihat BURUNG GARUDA DI ALAM..
LikeLike
jati malang itu di mana? saya sangat ingin melihat manyar, sangat ingin sekali. ini janji saya pada seseorang.
LikeLike
pro mantan blogger
Jatimalang itu ada di Kab. Purworejo dusun Pagak, pas berbatasan dengan Jogja.
Di Baluran saya menemukan manyar jambul tapi belum sempat saya upload foto-fotonya.
tapi sepertinya kalau bulan2 gini para manyar itu sudah pergi, karena sudah lewat musim kawin, mungkin sekitar antara bulan april-juni mereka masih di sana.
itu dulu infonya
semoga berguna
swiss winnasis
LikeLike
keren dan mengandung langka..
di tebu2 pun jg sangat jarang ditemui jenis ini
LikeLike