Month: September 2008

Ramadhan 30

Tibalah saatnya kita di penghjung Ramadhan. Takbir menggema bergetar mengisi langit. Seakan tidak percaya kalau Ramadhan sudah berkemas meninggalkan kita, padahal seperti baru kemarin saja bertemu. Anak-anak kecil mulai berhamburan dari rumah-rumah dari gang-gang membawa obor. Berkeliling mereka, berpesta berkeliling kampung menyambut hari mulia.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar… bergema menggetarkan seluruh konstelasi dan sistem kehidupan. matahari, planet, sungai, air, udara berbondong2 mengagung-agungkan kebesaranNya. Langit bertakbir dengan seluruh cahaya bintang-bintang, pepohonan dan hewan2 bertakbir dalam kesunyian hutan, angkasa bertakbir dengan memunculkan hilalnya, dan manusia bertakbir dengan gegap gempitanya.

Di Hari Raya kita seperti anak kecil, berjingkrak-jingkrak mengaggalkan segala pertimbangan rasionalitas. Kita demam panggung di depan Allah yang maha Besar. Di atas teather kehidupan yang maha luas ini, kita hanya setitik debu yang disaksikan oleh bermilyar-milyar mata penghuni langit. sehingga sering kita lupa skenario yang seharusnya dimainkan. Kita kebablasan nyumet mercon, takbiran sambil kebut-kebutan di jalanan, mborong baju mahal, beli HP yang harganya lebih mahal dari THR kita. Kita kembali menjadi bocah. Ketika kita tahu kalau makan gulali itu bisa buat sakit gigi, tapi tetap saja kita membelinya. Tidak sadar kita telah mudik. Kembali pulang ke kampung halaman dulu ketika kita masih kecil. Ketika kita bukan siapa-siapa.

Di dalam pengembaraan kehidupan, tiada henti berusaha mengejar dan mencari dirinya sendiri. Kita mencoba meraba apa yang oleh kebanyakan orang disebut eksisitensi. Maka menyebarlah mereka di sawah-sawah, kantor-kantor, jalan, rumah-rumah megah, pasar, dimanapun di seluruh sudut bumi.

Sampai pada suatu titik maksimal tertentu. Kita menemukan kejenuhannya, kita bosan. Terbentur oleh lorong buntu. Mencoba menengok kembali waktu yang lalu. Tidak sadar kita kangen rindu masa lalu. Kita kangen kampung halaman. Kita sadar telah terlalu jauh bepergian. Kita sadar telah kehilangan sentuhan hangat ibu bapak di waktu kecil dulu. Dalam kesunyian malam, hati diam-diam bertakbir.

Di tengah pergolakan sistem kehidupan yang kapitalis-invidualistik. Ketika manusia menjadi individu yang mekanistik, menjadi mesin-mesin industri jaman. Kita sadar kalau dunia ternyata tidak menjanjikan apa-apa. Dalam penjara dunia jiwa kita meronta-ronta ingin bebas. Kita ngotot ingin meluapkan rasa gerah. Sebajingan-bajingan manusia tidak akan mampu menahan bisikan masa lalunya yang kekanak-kanakan. Kita lepas segala ego dan rasionalitas. Kita butuh sesuatu yang ultra-rasionalitas. Dan sesuatu itu adalah Allah. Dia tidak dapat ditebak atau diintip. tapi dari hati yang paling dalam rasa kangen tidak henti-hentinya menyebut AsmaNya. Allah…Allah…Allah…

Sampailah kita pada puncak kerinduan. Hari Raya. Di seluruh penjuru bumi. di lapangan, di masjid, di jalanan, di sawah kita bersama-sama mengumandangkan takbir. Hari Raya adalah puncak ekstase manusia yang merindu. hati bergetar, bulu kuduk berdiri ketika mulut, kaki, tangan, rambut, kepala, hati bersama-sama mengumandangkan Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Hilangkan semua ego, semua tetek bengek yang bernama eksistensi. sebab hanya Dia yang Maha Ego.Sambil sesekali membayangkan Allah yang sedang tersenyum bangga melihat hamba-hambanya meninggalkan semua keakuannya.

Hanya bagi para pecinta hati selalu kekurangan. Sebab di dalam cintanya Allah menitipkan makhluknya yang bernama kerinduan. Sumber tenaga dan api pembakar jiwa untuk kembali pulang ke asal muasalnya. Ke kampung halaman jiwa. Melepaskan semua dunia dan seisinya di tengah hangat kasih sayang bapak-ibu. Bertemu dengan saudara-saudara, tetangga, teman bermain, guru SD. Berjabat tangan dan berpeluk mesra, mendekatkan diri dan hati yang setelah sekian lama terpisah oleh sistem jaman. Dan pada puncaknya: kucium punggung tangan bapak-ibuku. kuhirup dalam-dalam wewangian cintanya. Mangais pintu sorgaku di dalam senyumnya. Di tengah lautan manusia, kukumandangkan takbir. dengan hati yang merendah. Serendah kepalaku dalam sujud. Allahu Akbar…Allahu Akbr…Allahu Akbar…mencoba mengeja alif ba ta kebijaksananNya. Mencoba meng-format ulang jati diriku. Mencoba menemukan kembali islamku. mencoba menemukan kembali asal muasalku: fitri.

Bersamaan dengan ini ijinkan saya menjabat erat tangan dan hati anda dan kumohon maaf atas segala kesalahan baik yang tidak disengaja, disengaja maupun sengaja untuk tidak disengaja.
taqobbalallahu minna wa minkum.

Malang, akhir Ramadhan 1429 H

Lailatul Qodr itu Ternyata Bernama Gallus gallus

Akhirnya setelah sekian lama dicari, diburu, ditunggu, bahkan sampai diancam, nongol juga dia.

Si ayam hutan merah. Spesies paling berjasa bagi kebudayaan dan kehidupan manusia di seluruh dunia. Karena dia manusia bisa tumbuh dengan sehat, belajar, bekerja dan menggerakkan roda sejarah hingga sampai sekarang ini.

Bagiku pribadi ini adalah berkah Ramadhan, ketika banyak orang menganggap ramadhan=lemes, ramadhan=loyo dsb, bagiku ramadhan adalah suntikan semangat dan stamina.

Akhirnya aku bisa melihat langsung gen asli dari ayam-ayam yang selama ini kumakan. Ah masak sih Lailatul Qodr tahun ini si ayam hutan merah?

Bikin Jeding Karena UU Pornografi

“Maunya yakapa orang-orang ini? Sudah jelas undang-undangnya dibuat biar akhlak bangsa ini terselamatkan kok malah diprotes!” gumam seorang lelaki di sebuah warung tempat biasanya aku berbuka puasa. Di tangannya digenggam sebendel koran Jawa Pos, dia membaca dengan seorang lagi di sebelahnya.

“Iyae. Yakapa ini kok kayaknya moral jaman sudah hancur.” Lanjut kawan di sebelahnya.

“Undang-undang apa, Cak?” Tanya ibu penjual penasaran.

“Pornografi, Yuk.”

“Oo…yang nglarang orang mudo itu ta?” Tanya lagi si ibu.

“Ya gak cuma mudo tok, Yuk, tapi mudo yang dipamer-pamerkan di depan orang banyak. Kan bagus kalo peraturan itu dijalankan. Orang jadi gak sembarangan ngumbar auratnya.” Jawab bapak yang satunya lagi.

“Lho berarti yo nglarang awake dewe adus neng kali no?” Tanya si ibu penasaran.

“Yo iku resiko, Yuk!”

“Walah, kudu ndang bikin jeding (kamar mandi) no, Cak?” Tanya ibu lagi.

Di tempat saya bekerja, di Situbondo, kebanyakan orang di sini tidak punya kamar mandi untuk mandi, berak atau mencuci. Kebanyakan mereka memanfaatkan sungai untuk kebutuhan kebersihan badan dan buang hajat. Kondisi ini sudah terjadi sejak dahulu kala sehingga pemandangan orang mandi atau berak di sungai adalah hal yang sangat biasa. Dan sama sekali tidak mengundang syahwat.

Mendengar pembicaraan yang lugas, simple dan membumi itu akhirnya membuat saya pingin nimbrung obrolan.

“Berarti peraturan itu masih belum bisa diterapkan disini dong, Pakde?” pancing saya mencoba mengikutii pembicaraan. Seketika semua menoleh ke arah saya. Saya jadi salah tingkah. Tapi semoga bukan karena GeEr.

“Gak bisa diterapkan gimana, Dik?” balik tanya teman si Bapak.

“Lha yang tadi, sampeyan harus repot-repot buat jeding. Kalau mau buat jeding, berarti sampeyan harus gali sumur atau masang PAM biar jeding-nya gak kering.” Jawab saya.

“Ya kalau cuma buat jeding itu tidak seberapa dibandingkan dengan bagaimana nantinya generasi muda kita kalau gak segera dibuat peraturan ini.” Jawab si bapak.

“Lho emangnya ada apa dengan generasi muda kita, Pakde?” tanyaku, lagi-lagi memancing.

“Lha sampeyan tahu sendiri, anak-anak sekarang sudah kayak gak punya malu. Pake baju ketat, celana ngepres, gandengan laki perempuan ngalor-ngidul gak malu dilihat orang banyak. Malah ada mbak-mbak yang ditato tangannya. Opo gak gendeng jamane?” Jawab si bapak.

“Lha itu siapa yang salah?” tanyaku lagi.

“Ya bapak sama mak e lah. Harusnya mereka bisa mendidik anak-anaknya moral yang baik, bukannya malah dibiarkan anaknya niru budaya orang amerika yang gak punya adat istiadat!” jawab si bapak semangat.

“Lho kok ada amerika-amerikanya?” sindir saya.

“Ya jelas, lha orang semua rusaknya jaman ini berasal dari sana semua. Film porno, film cium-ciuman kan datangnya dari sana.”

“Terus kok bisa nyampe kampunge sampeyan itu lewat mana?” desak saya.

“Ya dari tivi!” jawab dia spontan.

“Yo pancen, tivi iku acarane gak ono sing mendidik. Kalo gak orang tukaran (berkelahi) yo orang ciuman.” Pangkas si ibu tidak mau kalah.

“Nah, berarti yang paling bersalah kan tivi-tivi itu to, Cak..Yuk? La sekarang kalo pas film ciuman sampeyan nonton sama siapa?” lanjutku.

“Ya sama anak-anak…” jawab bapak yang satunya lugas.

“Yo iku masalahnya Pakde! Yang paling bersalah terhadap kerusakan jaman ini ya tivi yang setiap hari sampeyan tonton bareng-bareng keluargane sampeyan. Orang tua generasi muda dan generasi tua kita tidak lain adalah tivi. Tivi itu juga termasuk majalah, koran, poster, radio, komputer, internet, hape atau apa-apa saja yang menyebabkan budayanya amerika sampe kampunge sampeyan. Yang menyebabkan anak-anaknya sampeyan jadi seneng tukaran, seneng nginceng orang mandi, mengganti busana muslimnya dengan kaos ketat, celana ngepres, pacaran… Jadi kenapa undang-undang pornografi itu ditolak nanti takutnya salah sasaran. Orang yang niatnya cuma mandi di kali jadi kena undang-undang contohnya, padahal gak niat ngumbar aurat to?” kok aku jadi banyak bicara ya?

“Lho jadi sampeyan gak setuju dengan peraturan ini, Dik?” tanya si bapak curiga.”Sampeyan agamanya apa seh?

“Lho kok malah tanya agama, Pakde? Saya Islam. Dan saya gak menolak atau mendukung peraturan ini. Saya cuman takut kalo sampai peraturan ini diberlakukan malah menimbulkan mudharat yang lain. Justru itu yang tidak islam. Karena seharusnya pemerintah lebih tahu mana yang harus diatur terlebih dahulu. Peraturan yang dibuat seharusnya lebih spesifik dan tepat sasaran. Karena kalau sembarangan kemungkinannya ada dua: pertama akan menimbulkan gejolak di masyarakat, kedua peraturan itu tidak akan dijalankan sama sekali.” Jawab saya agak membela diri.

“Tapi bagaimanapun juga nasib moral bangsa ini sangat penting, Dik.” Sanggah si bapak.

“Ya memang penting, Pakde. Bahkan sangat penting sekali, makanya jangan sampai membuat hal-hal yang bisa membuat semuanya malah batal, amburadul. Jadi sampeyan setuju dengan undang-undang pornografi yang dibuat pemerintah ini?” tanya saya

“Ya setuju sekali,Dik.”

“Jadi kalau besok 2009 ada pilihan presiden lagi sampeyan tetap milih SBY?” tanyaku menggoda.

“Wegah…bikin ruwet aja!” jawab si bapak sewot.

“Tapi sampeyan tetap bikin jeding to?” tanyaku lagi

Mboh….”

Sepah Kecil, Luna Maya dan Kecantikan

Sepah kecil adalah cinta pertamanku. Bertemu di Tahura R.Soeryo Malang, pada sebuah pohon lamtoro tak berbuah, di situlah awal mula aku bener-bener sadar kalau aku sedang jatuh cinta pada seekor burung. Dan sepah kecil-lah definisi total bagiku tentang keindahan burung di alam.
Semasa tinggal di Jogja, setiap kali naik ke Merapi, sepah kecil pula burung yang selalu aku idam-idamkan untuk bertemu. Meski sesaat cukuplah untuk meletakkan beban rindu di dada.
Kemudian aku hijrah ke Baluran. Taman Nasional yang sangat kering sehingga lebih mirip daerah afrika daripada tropis. Maka dengan sendirinya muncul kekawatiran aku tidak akan bertemu dengan cinta pertamaku di sini. Karena selama ini lokasi pertemuanku dengan sepah kecil hanya di hutan hujan tropis pegunungan yang dingin dan hijau sepanjang tahun. Tapi sungguh di luar dugaan. Sepah kecil di sini –kalau pake istilah orang Jawa- mbledhug, kalo diterjemahkan dalam bahasa Indonesia:men-debu. Karena saking berlimpahnya.
Jika anda berkunjung ke Baluran, cobalah sekali-kali anda menyusuri jalan setapak antara Karang Tekok-Labuhan Merak. Ini adalah lokasi “buangan” di baluran. Karena tidak pernah dipromosikan atau dipamerkan ke wisatawan. Padahal di daerah inilah sebenarnya wajah Baluran yang sesungguhnya. Bahkan dia lebih afrika daripada lokasi-lokasi Baluran yang sering keluar fotonya di media-media informasi.
Di daerah ini anda masih bisa menemukan savanna dengan rumput setinggi manusia dewasa. Asossiasi hutan mangrove terbaik yang ada di Baluran, pantai-pantainya yang lebih indah daripada Bama. Tapi sayang di daerah ini pula tingkat intervensi manusia paling tinggi. Bahkan flagship-nya juga bukan lagi banteng tapi sapi gembalaan.
Nah di sepanjang jalan Karang Tekok-Labuhan Merak inilah anda akan menemukan kelompok-kelompok sepah kecil yang sangat berlimpah. Hampir di sepanjang perjalanan. Sampai-sampai bagiku, sepah kecil sudah tidak indah lagi. Karena kecantikan akan luntur dengan sendirinya kalau terlalu diumbar. Melihat sepah kecil menjadi sangat biasa kalau tidak bisa dibilang membosankan.
Luna Maya tidak bisa dipungkiri adalah sosok ragawi dengan susunan dan ukuran organ biologis yang ditempatkan oleh Tuhan dengan sangat sempurna. Tubuhnya yang semampai, senyumnya yang ranum, tatapan matanya yang teduh dan kurva tubuhnya yang aduhai adalah alasan yang sangat logis bagi kaum lelaki untuk rela memberikan apa saja yang dia punya.
Tapi ketika kecantikan itu terlalu murah ditawarkan -di tivi, koran, majalah, baliho, sampai poster-poster di kamar mandi- kecantikan itu akan menjadi konsumsi public dengan harga mengikuti harga pasar. Bukan lagi barang dengan nilai seni tinggi yang hanya orang-orang tertentu saja yang mampu menterjemahkan keindahannya. Seperti sepah kecil, melihat Luna Maya menjadi sangat biasa kalau tidak bisa dibilang membosankan.
Jadi kalau anda merasa cantik, jangan terlalu sering memperlihatkan kecantikan anda kepada public-kecuali suami anda. Dengan cara apapun, entah ndekem di rumah seharian, sembunyi kalau ketemu orang, pake topeng, ngalong atau operasi plastik bila perlu.

KIBC (Ruh Lama Nyawa Baru) Akhirnya Launching

KIBC atau kepanjangannya Kutilang Indonesia Bird Watching Club adalah nama pertama bagi segerombolan anak muda tahun 90an yang mempunyai visi sama untuk menyelamatkan burung di alam. Pada perkembangannya “bocah angon” ini berakhir namanya menjadi Yayasan Kutilang Indonesia. Meskipun stempel resminya masih pake “Kutilang Indonesia for Bird Conservation”. Jadi memang susah nyambungke sekian nama-nama itu. Gak usah heran karena pada dasarnya orang-orang kutilang emang aneh-aneh…

Lha…KIBC yang sekarang, apakah sebuah bentuk flash back Yayasan Kutilang Indonesia untuk mengembalikan spirit anak muda jaman dulu yang mulai luntur, atau sekedar romantisisme, atau memang benar-benar sebuah ijtihad yang tulus untuk meneruskan progresifitas Yayasan Kutilang Indonesia dalam kancah konservasi burung di tanah air aku gak tahu. Padahal (denger-denger ne..) saya adalah salah satu anggota KIBC. Itu aku juga gak tahu karena aku tidak pernah merasa mendaftarkan diri.

Tapi yang menarik adalah, KIBC yang satu ini kayaknya agak kendel untuk menunjukkan jati dirinya. Setidaknya melalui event launching KIBC di taman kuliner Jogja. Sesuatu yang mesti didukung oleh banyak pihak, mengingat KIBC adalah sebuah komunitas pengamat burung di luar kampus. Entah ada berapa komunitas pengamat burung di negeri ini yang berbasis di luar kampus.

Saat aku menulis ini, aku gak tau kayak apa format launcingnya. Susunan acaranya kayak apa, dekorasinya pake hiasan gimana, foto-foto yang dipasang berapa jumlahnya aku gak tau. Aku cuma mencoba ngrasani sama diri saya sendiri:”Harusnya acara ini dikemas dengan baik karena nasib KIBC ke depan sangat tergantung dari acara ini, yah minimal dibuka sama Sri Sultan X lah.”

NB: habis mampir di blognya KIBC kok aku jadi ngrerasa kesepian di Baluran, pengen pulang kampung ke jogja..fuck!

Selamat berjuang dab

Puisi-Puisi Ramadhan II

Aku ramadhan

1.

selamat datang saudara-saudara

keselamatan dan rahmat untuk anda semua

mari silahkan masuk saja

gubug saya masih banyak ruang tersisa

tapi ini hanya gubug bambu

cukuplah untuk sekedar berteduh

dari panasnya dunia yang memburu

dari dinginnya malam yang menipu

2.

apa kabar setahun ini

perjalanan panjang yang anda tempuhi

adakah pelajaran yang anda mengerti

adakah pencarian yang anda temui

bagaimana dengan anak istri

minyak goreng, gula dan sepiring nasi

dan sekolah anak-anak belahan hati

adakah yang sampai perguruan tinggi

3.

hidup memang sangat mahal

karena ongkos sejarah kita juga sangat royal

dihambur-hamburkan oleh sistem manajerial yang gagal

yang hidup di dunia khayal

politiknya bohong-bohongan

ekonominya curang-curangan

budayanya ikut-ikutan

dan agamanya asal-asalan

4.

tapi untungnya anda adalah rakyat

yang tidak pernah tidak kuat

tiada berputus asa menghadapi hidup yang sangat berat

meskipun jelas-jelas negara telah berkianat

tanah, air dan hutan anda dicuri

di depan mata anda sendiri

dan tiada serupiahpun yang kembali

untuk membangun bangsa yang sejati

5.

sudah enak pake minyak tanah

minyak tanah dibuat jarang dan langka

biar anda ganti kompor gas sumbangan pemerintah

yang belum masak airnya sudah meletus kompornya

setelah semua pada pake elpiji

harganya terus dinaikin tiap hari

sampe anda bingung pake apa buat masak nasi

lha..eman je kalo tabungnya sampe habis nggak terisi

6.

tidak ada yang membela kehidupan anda

hak-hak anda juga martabat anda

tidak ada yang peduli dengan penderitaan anda

kecuali untuk headline media masa

anda dijadikan bulan-bulanan

oleh mereka yang rakus keuntungan

keuntungan politis dan kekuasaan

sampai anda sendiri bingung mana kawan mana lawan

7.

tapi anda memang tidak perlu bantuan negara

jika itu hanya hutang beriba

yang akhirnya anak cucu anda

nantinya yang harus kena denda

anda terus bernafas lega

meskipun tanpa subsidi oksigen dari negara

anak anda akan terus bersekolah

meski sekolahan sudah disulap menjadi toko ijazah

8.

yang tukang ngamen teruslah menyanyi

yang petani teruslah menebar benih

yang pedagang teruslah bermesraan dengan pembeli

yang guru teruslah mengajarkan ilmu yang hakiki

yang penghasilannya tidak seberapa

cobalah jualan anthurium gelombang cinta

syukur kalau dapat yang variegata

pasti mahal harganya

9.

mari-mari saudaraku

mari menghindar sejenak dari kebisingan

menepi ke sudut keheningan

ngumpet di balik bayang kegelapan

supaya paham kita akan cahaya

supaya tidak silau kita akan kemilaunya

pun gelagapan kala diterpa kegelepannya

sebab kepada kesunyian pula kita akan bermuara

10.

dunia sudah sangat menyesakkan

sumuk, ongkep bikin keringetan

untuk mencari kesenangan dan kemapanan

manusia berebut mencari tuhan-tuhan

tuhan-tuhan menjadi sangat laris

asal bisa mendatangkan uang dan kekuasaan

jadilah dia barang sesembahan

tak peduli asalnya dari partai atau korupsi proyek milyaran

11.

sebelum mengunjungi kantor-Nya

ber-la ilaha-lah dengan sesungguh-sungguhnya

bahwa tiada yang pantas disembah

bahwa tuhan-tuhan itu adalah tiada

menjadi kafir adalah permula

sebab akhirnya anda akan ber-illallah

meng-kecualikan semua yang bukan Dia

berislam yang sempurna

12.

tegakkan ikhrom-mu

menyeluruh atas nama Tuhanmu

supaya menjelma wahyu-wahyu

menerangi jalan hidupmu

ruku’lah dengan hati mencakrawala

iktidallah dengan riang gembira

sujudlah dengan bermartabat sebagai manusia

dan tebarkan doa keselamatan untuk alam semesta

13.

sebagai bonusnya

Tuhan mengutus ramadhan untuk anda

sebagai penawar lara

sekalian proyek mencicil surga

syarat dan ketentuan masih berlaku

tapi dijamin tidak bakal menipu

asal anda juga jujur

menjalankan perintahNya dengan teratur

14.

ramadhan adalah bedug buka

dari perjalanan panjang puasa sejarah

yang kering dan sara

sebagai bangsa yang belum merdeka

teks proklamasi hanya sejarah

pun bung karno bung hatta

sudah syahid mendahului kita

tapi semangat berjuang harus tetap kita jaga

15.

meski tidak dengan lauk ayam

sambal terasi dan sayur bayam

tetap menu buka yang layak diidamkan

karena sahaja pasti membawa nuansa tentram

begitu juga kemerdekaan bangsa kita

tidak perlu gemerlap pawai dan upacara negara

asal sandang pangan rakyat terjaga

keamanan dan keadilan bersama paling utama

16.

mari-mari belajar tentang ramadhan

belajar mengelola negara yang bersahaja

makan sahur secukupnya

pun buka puasa cukup dengan 3 biji korma

berlebih-lebihan adalah sifat setan

yang jelas anda akan menyesal jika ikut-ikutan

pembangunan tanpa perencanaan

ujung-ujungnya juga utang berkepanjangan

17.

boros dan foya-foya tiada sedikitpun guna

uang disimpan di lemari pun sia-sia

tiada berkurang pun bertambah

sampe akhirnya habis dimakan rayap dan usia

memperbanyak amal dan shodaqoh

berarti memperpanjang putaran uang

perekonomian pun makin kokoh

sebab klien dan langganan otomatis berdatangan

18.

sholat tarawih di masjid atau mushola

berarti menyempatkan diri berjamaah

menjalin komunikasi dan ukuwah

dipimpin oleh imam yang dipilih bersama

sang imam pun tidak boleh ngeyel apalagi menangan

kalau emang salah harus siap dibetulkan

kalau emang batal harus rela digantikan

asal negara jamaah tidak boleh berguguran

19.

ramadhan sang kekasih

terima kasih dan terima kasih

sudi mampir disini

di hati dan kalbu kami

cahayai hidup kami

sirami ladang jiwa kami

reparasi nasionalisme kebangsaan kami

hibur tirakat sejarah kami

20.

kami adalah mimpi-mimpi

dua ratus juta nyawa bahkan lebih

yang belum paham sinar pagi

karena malam terus dimanipulasi

akankah kami mampu kusyuk beribadah

kalau nasi saja masih bingung meminta-minta

bisakah kami ikhlas berzakat

kalau penghasilan saja masih tersendat-sendat

lalu bagaimana kami harus berjanji

kepada anak dan istri

atau bahkan kepada diri sendiri

kalau di akhir nanti tidak mendapat fitri

Puisi-Puisi Ramadhan I

Puisi-puisi Ramadhan

.

1
engkau kembali lagi ke sini
setelah lama hidup kami dalam sunyi
setelah lama jiwa kami merintih
menahan dasyatnya kebodohan sendiri

.
seperti kemarin saja
kita bermesraan berdua
tanpa terasa esok pagi berjumpa
wahai bulan yang paling utama

.
tapi jangan tersinggung
jika ada beberapa dari kami yang murung
sambil melungker di dalam sarung
sebab kedatanganmu sedikit mengurangi untung

.
2
kumantapkan hati dan niat
kukemasi kesenangan, dunia kulipat
kusiapkan seluruh hidangan nan nikmat
untuk menyambut tamu penyelamat akhirat

.
tapi apa dayaku
hamba yang bodoh dan dungu
berulang kali salah dan keliru
tidak bisa memilih mana yang sejati mana yang semu

.

3
engkau adalah utama dari yang utama
rukun islam lima isinya kau ada dua
hanya bagi yang beriman engkau bersedia
yang lain cukuplah penonton dan penggembira
.
tapi bukan kegembiraan yang kupandang
bukan pula kesedihan yang kuharapkan
cukuplah hati yang deg-degan
menanti kekasih yang sebentar lagi datang
.
4
semua orang menganggap dirinya berpuasa
membiarkan dirinya lapar dan dahaga
namun hanya untuk badan dan raga
bukannya hati dan jiwa
.
mulut tiada berhenti ngrasani
tangan dan kaki tanpa kapok menyakiti
tiada keikhlasan saling mengerti
tapi yakin di akhir mendapati fitri
.
5
semua orang berbondong-bondong ke masjid
memperbanyak rakaat dan wirid
tanpa menyadari ada yang nylilit
di hati setiap saat menjelma menjadi penyakit
.
para artis beramai-ramai ngomong pahala
kebiasaan maksiat ditinggal takut dosa
tapi siapa tahu itu hanya sandiwara
dalam hati aku hanya bisa tertawa ha…ha…ha…ha
.
6
belum selesai aku mengherani itu
datang temanku dengan mata sayu
menyodorkan sepaket sabu-sabu
diajaknya aku ke dimensi tabu
.
ayo dab…isap-isap tak perlu sungkan
penuhi hidup dengan asap kenikmatan
toh ini bulan penuh ampunan
lagi-lagi dalam hatiku cuman bisa ngomong: bajingan!
.
7
bagaimana aku harus bahagia
menyambut kekasih di gubukku yang sederhana
kalau pada akhirnya harus berpisah
meninggalkanku sendiri dalam hampa
.
tapi bagaimana aku juga bersedih
padahal hanya engkau yang maha pengasih
merawat dan menjagaku dengan sepenuh hati
tanpa sesaatpun lalai mencukupi
.
8
sejarah telah menumpahkan cerita
terhimpit di antara darah dan air mata
manusia keblinger mengejar dunia
sampai tersandung-sandung dusta dan hina
.
di pojok lainnya
sekelompok manusia memuja-muja agama
agama dijadikan dewa dan berhala
sampai-sampai tuhan sendiri tak tahu dimana dia berada
.
9
manusia pada kebingungan
tidak tahu mana utara mana selatan
tidak paham mana perintah mana larangan
atau memang sengaja tidak mau kenal yang namanya ajaran
.
itulah dunia yang sedang lupa
sebab gerhana telah menyembunyikan cahaya
dalam gelap hati tidak henti bertanya
dimanakah engkau kekasih tercinta
.
10
sudah habis sepertiga bulan
shof-shof sudah mulai kelihatan maju ke depan
pasar-pasar mulai kembali berdesakan
bahkan ada yang berani jajan di jalanan
.
mulai kelihatan sangat
siapa yang berangkat dengan sedikit niat
padahal perjalanan akan semakin berat
tapi bukankah itu yang membuat cinta menjadi nikmat
.
11
sekarang mari kita turun ke jalanan
atau menyusup ke pinggir-pinggir malam
tanggalkan dulu jubah keakuan
sebab ketinggian ilmumu adalah kematian
.
mencari allah bukan hanya di masjid adanya
dia tidak di mana-mana
tidak pula di waktu tertentu saja
sebab ruang dan waktu tidak akan pernah bisa memenjarakannya
.
12
dirikan masjid dimanapun engkau berada
dengan sujud dan lantunan doa
hati penuh harap mendambakan yang tercinta
di situlah dia berada
.
masjid tembok hanyalah kuburan
jika hanya diramaikan oleh kemewahan
yang segera melapuk oleh matahari dan hujan
kecuali jika dihiasi dzikir dan kerinduan
.
13
ramadhan juga ada dua macamnya
satu ramadhan raga
yang satu lagi ramadhan jiwa
tiket keselamatan menuju surga
.
menunaikan ramadhan raga
tidak lebih mendapatkan hanya lapar dan dahaga
menunaikan ramadhan jiwa saja
sama juga menjadi hantu tak bernyawa
.
14
ramadhan raga mudah mendapatkannya
namun juga mudah kehilangannya
hanya satu purnama
sesudah itu kembali ke jaman jahiliyah
.
sedangkan ramadhan jiwa
takkan selesai percintaan dengan keindahannya
dunia menjadi tiada arti dan harga
sebab cukuplah janjinya menjadi pelipur lara
.
15
orang yang mengerjakan ramadhan raga
akan bahagia saat lebaran tiba
sebab baginya tiada yang bermakna
selain perut dirajam lapar dan dahaga
.
sedangkan orang yang beramadhan jiwa
tidak akan cukup baginya setelah berbuka
hati dirundung ketakjuban tiada percaya
kala cahaya qodar dibuka didepan mata
.
16
bagikan ramadhanmu kepada siapa saja
kepada langit, gunung, sungai, air atau udara
sebab jauh di dalam rahasianya
sesungguhnya mereka lebih berpuasa dari pada kita
.
bagaimana mereka tidak selalu puasa
sedangkan manusia tidak bisa berhenti berbuat aniaya
tidak menjadi alasan bagi mereka untuk tidak berbuka
lalu menumpahkan murkanya
.
17
bagi-bagikan ramadhanmu kepada semua
sebab berpuasa adalah untuk melatih jiwa
menjadi lebih peka berderma
mendengar, melihat dan merasa
.
bagi-bagikan ramadhanmu kepada semua
sebab tiada ramadhanmu berguna
kalau hanya untuk pamer ke tetangga
atau berlaga di depan mertua
.
18
selamat datang wahai ramadhan
orang arab mengatakan ahlan wa sahlan yaa ramadhan
silahkan…silahkan tak perlu sungkan
maaf kalau tidak ada yang bisa disuguhkan
.
maklum kami punya kata
hidup semakin terasa susah
bbm membubung tak terkira
subsidi cuma seratus ribu rupiah
.
19
kami hidup di negeri yang indah nan kaya
ada yang menyebut zamrud katulistiwa
tapi tidak dengan rakyatnya
yang dari dulu begitu-begitu saja
.
menanam padi panennya utang beriba
menebar jala yang kejaring malah limbah berbahaya
tki berangkat bekerja ke negeri tetangga
tki pulang setelah disiksa majikan celaka
.
20
hidangan sahur kami penderitaan
beratus-ratus tahun dikekang penjajahan
mulai dari purtugal, belanda sampai jepang
harta nyawa tiada terkira demi sebuah perjuangan
.
suguhan buka kami kekecewaan
karena tidak ada yang diharapkan dengan kemerdekaan
yang hanya untuk kaum beruang
rakyat kecil tetap saja kelaparan
.
21
ramadhan engkau bukan bulan puasa
karena kalau hanya lapar yang engkau bawa
sesungguhnya kami sudah puasa sepuasa-puasanya
kami sudah lapar selapar-laparnya
.
tunjukkan saja kepada pemimpin kami
bagaimana kita tidak hidup sendiri
tapi kerelaan hati untuk saling berbagi
bersama-sama hidup saling mengerti
.
22
berpuasalah dengan puasa
bukan mencari pahala
atau takut dosa
apalagi sekedar tambahan acara
.
sebab tuhan maha esa
bukan karena pengakuan kita
atau keingkaran semua manusia
tuhan esa karena keesaannya
.
23
inilah pengakuanku
hambamu yang tak tahu malu
mencoba mencuri-curi perhatianmu
mengendap-ngendap di balik cahayamu
.
hambamu yang bodoh dan hina
datang dengan tangan yang mengiba
memanggilmu dengan panggilan yang meminta
pandanglah aku wahai yang maha kaya
.
24
miskin membuatku putus asa
putus asa memaksaku menghalalkan segala cara
hanya demi sebuah dunia
yang sayap nyamuk lebih berharga darinya
.
bagaimana bisa aku menghadapmu
sedangkan dunia terselip di saku
membutakan kedua mataku
mana yang sejati mana yang semu
.
25
esok sahur kita yang pertama
hanya satu purnama
ramadhan menyediakan dirinya
terserah kita mau apa
.
menemukan fitri di hari raya
atau kembali jahiliyah
.

jogja, akhir syaban 1426 H