Mungkin dulu Tuhan sedang tersenyum ketika menciptakan Baluran. Dia ambil secuil tanah dari surga lalu dilempar ke negeri paling indah di dunia, Indonesia. Di ujung paling timur sebuah pulau yang kemudian diberi nama Jawa. Setelah itu Dia ciptakan tetumbuhan yang beraneka ragam. Lalu tetumbuhan itu oleh Tuhan dijaga sedemikian rupa sehingga menjadi hutan yang sangat lebat dan selalu hijau sepanjang tahun. Dia juga perintahkan lautan untuk membangun gugusan pantai dan terumbu karang di sekeliling surga kecil ini.
Laut segera bekerja dengan memerintah beberapa ombak-ombak kecilnya untuk membuat perairan yang tenang sehingga terbentuklah gugusan terumbu karang, beberapa ombak-ombak perkasanya untuk menghantam daratan yang terjal sehingga terbentuklah pantai-pantai bertebing yang indah. Dan yang terakhir laut memerintahkan hewan-hewan bercangkang kapur untuk beranak pinak dan mati di pantai-pantai Baluran sehingga terbentuklah pantai-pantai berpasir putih.
Kemudian Tuhan bertanya kepada hutan-hutan,”Sudah cukupkah keindahan yang aku ciptakan untukmu?”
Seluruh tetumbuhan di hutan menjawab,”Terima kasih Tuhan, Engkau ciptakan kami dengan sebaik-baiknya, tapi kami masih kesepian. Ciptakan untuk kami hewan-hewan!”
“Baik.” Jawab Tuhan, kemudian Tuhan meminta kepada para tetumbuhan itu mengambil secuil sari pati dari dalam tubuhnya. Dari sari pati itu lalu Tuhan meniupkan ruh-Nya dan terciptalah keluarga binatang. Marimau, banteng, rusa, kucing, dan masih banyak lagi. Merekapun hidup harmonis dengan hutan-hutan karena sari pati hutan adalah sumber kehidupan bagi keluarga binatang.
Suatu hari sekelompok banteng dan beberapa binatang bertubuh besar mengeluh kepada Tuhan, “Lapor Tuhan, Kau ciptakan kami dengan tubuh yang sangat besar tapi Engkau juga menciptakan hutan-hutan yang terlalu rapat, pepohonannya terlalu besar sehingga kami kesulitan beraktifitas. Anak-anak kami juga tidak bisa bermain-main.”
“Jangan kuatir.” Jawab Tuhan singkat. Lalu dia bersiul ssiiuiittt… berdatanganlah sekelompok angin dari tenggara dan awan-awan. Kepada sekelompok angin dan awan itu Tuhan memerintahkan untuk membuat iklim yang lebih kering dari hutan-hutan di luar Baluran. Tuhan memerintahkan agar angin dari tenggara berhembus tanpa membawa butir-butir embun dan kepada awan dia memerintahkan agar jangan terlalu sering menurunkan hujan.
Maka beberapa tahun berikutnya, terciptalah hamparan savanna di antara hutan-hutan hijau yang sekarang terkadang mereka harus menggugurkan daunnya sebagai tanda pergantian musim baru. Savanna-savana itupun menjadi halaman bagi para binatang yang bertubuh besar untuk mencari makan, bermain dan pacaran.
Tiba-tiba seorang malaikat bersayap yang jumlah bulu-bulu sayapnya lebih banyak dari bebatuan dan planet-planet di seluruh alam semesta bertanya kepada Tuhan,”Sebuah surga kecil sudah tercipta, tapi siapakah master piece Anda di surga kecil ini?”
“Oh iya, aku lupa. Terima kasih sudah mengingatkan.” Jawab Tuhan agak kemalu-maluan.
Lalu Tuhan memetik daun-daun dari seluruh tetumbuhan di hutan Baluran. “Kau telah menginspirasi Aku.” Kata Tuhan sambil melirik kepada malaikat bersayap tadi, lalu Diapun meniupkan ruh-Nya kepada dedaunan tadi, ditebarkan dedaunan tadi dan jadilah mereka makhluk-makhluk bersayap yang beterbangan memenuhi angkasa. Beratus-ratus jenis burung tercipta.
Meka terbentuklah burung dengan beraneka ragam bentuk, rupa dan warna, burung yang terbentuk dari daun-daun lebar menjadi burung yang besar pula yang kemudian menjadi penguasa angkasa, burung yang terbentuk dari daun-daun kecil menjadi burung-burung kecil yang suka bersembunyi di balik dedaunan tapi kebanyakan dari mereka memiliki suara yang merdu. Burung yang tercipta dari pohon berdaun sangat lebar seperti daun pisang berubah menjadi burung yang sangat besar yang menghabiskan hampir seluruh harinya di atas tanah. Burung yang tercipta dari tetumbuhan yang sedang berbunga ketika daunnya diambil Tuhan menjadi burung yang memiliki warna bulu yang sangat indah. Dan daun pohon yang tumbuh di dasar jurang di bawah tajuk pohon-pohon raksasa berubah burung malam.
Burung-burung itu hidup bermesraan dengan hutan karena dari daun-daun tetumbuhan di hutan mereka tercipta. Dan burung-burung itu akan bersarang, mencari makan dan bermain di pohon dimana daun-daun sumber kehidupan para burung itu diambil oleh Tuhan.
Sambil menepuk dadaNya Tuhan berkata,”Inilah master piece-Ku di surga kecil ini.”
****
Like this:
Like Loading...