Month: December 2009

semoga aku masih anakmu, ibuku…

wahai makhluk terindah

wanita-wanita yang menjelma menjadi ibu

yang mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkanku

yang menorehkan mozaik-mozaik sejarah dalam hidupku

yang menyusun puzzle-puzzle kearifan dalam darahku

yang melukis dengan indah mimpi-mimpiku

yang menyirami sel-sel ragaku dengan air susumu

yang melapar-laparkan perutmu demi kesehatanku

yang mengkeringat-keringatkan peluhmu demi sekolahku

yang mensujud-sujudkan kepalamu demi keselamatanku

yang mengajarkan alif ba ta ilmu-ilmu Tuhanku

yang tidak sesaatpun lalai memikirkan anak-anakmu

yang paling akhir tertidur di malam hari dan

yang paling duluan membangunkan kami di waktu shubuh

yang Allah sendiri menunggu ijinmu untuk menurunkan ridhoNya kepadaku

yang oleh Rasulullah sendiri beliau mengatakan “ibumu…ibumu…ibumu…”

yang hatimu takkan terduga oleh siapapun, bahkan anakmu sendiri

.

seandainya aku bukan anakmu

ibuku

bagaimana aku harus menghadapi sejarah

yang akan mencampakkan aku esok hari

.

ijinkan aku

ibuku

anakmu yang sering melalaikanmu ini

mencium punggung tanganmu

lalu kuhirup dalam-dalam wewangian cintamu

supaya merasuk cinta dan kasih sayangmu

dan mengaliri berpuluh-puluh tahun urat-urat nadiku

.

Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo

Damn, You’re Beautiful!

Bubut Jawa (Centropus nigrorufus)

As I predict before, today, this morning I will sight javan lathe (baca: Bubut Jawa)-Centropus nigrorufus. More confident, I will shoot it, dorr..dorr.. oh no, I mean cekrek…cekrek.. with my long barrel. Sliding at very morning, no bathing, no teeth brushing direct sliding to Itch Block or in Javanese spelling mean to Blok Gatel. Because I’m sure this is the day, not tomorrow nor after tomorrow more over 2012. Today this beautiful bird is mine.

And then go-lah me with still my loyal sergeant, Sutadi Bodronoyo Number 07. Down into long 22 km Bitakol forest that connecting my rersident place with Block Gatel. It was 07.30 AM until we arrive there, and the hot of the sunshine start feeling (maksudnya mulai terasa :D). Not infiltrate to deep to swamp area, then I see it. I see my soul mate! My destiny! Hohohohoho…

Oh my God, yes it is. No more wasting time and saliva water from my lips then I take my long barrel from the bag. Brief checking for setting and bullet, the barrel is already heading to the target. Cekrek…cekrek.. for first shoot then I go closer. With slowly crawl I carefully step my legs so I invisible on its eyes. With my heart deg-degan I move closer and closer. Untill suddenly my left foot feels warm and soft and when I check it… kampret! Telek sapi! How do I call it? oh yes… bullshit!!

Nothing is matter, because I know this is a day. The show must go on. I must quick because if I late to move, more daylight the sunshine is half of dead, in Baluran, untill this day the rain is not falling-falling. So the air is hot…

But still, the smell is not delicious in my nose.

Until the distance I feel close enough, I rise my head. Anguk-anguk slowly with my long barrel heading to it. Cekrek… cekrek… the bird keep nicely in my frames. Then I look my jepretan on the LCD of the camera… oh yes absolutely this is the bird. The beautiful and endangered Javan Coucal. Damn you’re beautiful babe…

Oase Africa van Java

Oase Baluran

“Ini dia!” begitu teriakku begitu menemukan Cucak Kuning (Pycnonotus melanicterus) di sekitar sungai Bajulmati. Sungai Bajulmati adalah sungai yang membatasi Taman Nasional Baluran sisi selatan.

“Ini dia” bisa berarti 2 hal, pertama karena Cucak Kuning memang selama ini jadi salah satu target utama perburuanku, dan kedua ternyata ada lagi site penting dan menarik untuk mengamati burung di wilayah Taman Nasional Baluran, yaitu di sepanjang sungai Bajulmati.

Sungai yang mengalir sepanjang tahun di perbatasan wilayah Taman Nasional Baluran yang sangat kering ini memang pada akhirnya menyediakan tipe habitat yang sama sekali berbeda dengan tipe habitat pada umumnya di Taman Nasional Baluran. Vegetasi yang hijau sepanjang tahun, kenekaragaman vegetasi yang tinggi dan tentunya ketersediaan air yang melimpah cukup menjadi alasan kalo aku jadi burung akan beli kapling disini lalu mbangun sebuah rumah kecil sederhana.

Kondisi iklim mikro di wilayah ini sama persis dengan di wilayah kawah Gunung Baluran, yang juga terdapat sungai yang dialiri air sepanjang tahun, meskipun tidak semelimpah di sungai Bajulmati. Beberapa jenis menarik juga cukup berlimpah di sini, seperti Takur Tulung-tumpuk, Ciungair Jawa, Cucak Kuning, Meninting Besar, Cabak Kota, Rajaudang Meninting dan beberapa jenis Pelanduk.

Tidak hanya pengamatan yang mudah dilakukan di sini, bahkan mengambil foto pun relative nyaman. Bahkan Meninting Besar yang terkenal sangat susah difoto, disini Anda bisa menghabisinya sepuas hati. Ciungair Jawa yang terakhir hanya ditemukan di sekitar pantai Bama, dan agak terbatas, ternyata di sini sangat berlimpah. Sampek bosen motret!

Bener-bener oase di tengah-tengah Africa van Jawa…

2012? Tenang, Masih Kiamat Sugro Kok…

Setelah beberapa minggu terakhir ini saya selalu ditanyaain “Dah ada belum 2012-nya?” sama temen-temen kantor karena saya terkenal suka download film-film terbaru, akhirnya datang juga hari itu. Salah satu temen saya dengan senang hati ngasih saya kopian film berdurasi hampir 2,5 jam itu yang besarnya 2 Gb lebih! Padahal kualitasnya gak bagus-bagus amat, karena rekaman di bioskop. Tapi juga karena ikut-ikutan penasaran, tidak ada pilihan lain selain nonton juga.

Kontroversial, kata itulah yang sebenarnya membuat film ini menjadi menarik. Karena kalo dilihat dari gaya cerita dan visual effect tidak jauh-jauh amat dari filmm hollywood lainnya. Tanah merekah, gedung-gedung berterbangan, lahar muncrat kesana-kemari, air bah, dan sebagai itu masih belum mengalahkan kerumitan visual effect di film Transformer. Dan penokohan serta peng-hero-an bangsa Amerika, sepertinya udah bukan hal baru. Hollywood banget lah.

Jadi sebenarnya apa yang membuat kontroversi? Tidak lain karena film ini secara tidak langsung mentasbihkan orang Amerika sebagai sang “Noah”, atau “Nabi Nuh”. Dia memohon kepada para pemimpin dunia yang sudah selamat masuk perahu “Ark” ini untuk membuka hati guna bersedia membuka gerbang perahu maha besar itu untuk menampung manusia-manusia lainnya yang nyaris musnah oleh bencana besar. Atau gaya kepahlawanan presiden US yang tidak mau ikut masuk perahu karena ingin mati bersama para warganya.

Amerika adalah pahlawan. Amerika yang dimana ada pertikaian antar bangsa selalu campur tangan untuk menghangatkan suasana -dalam film itu- manjadi bangsa menyelamat umat manusia di bumi. Amerika yang dengan kekuatan ekonomi, militer dan budayanya telah menginjak-injak kedaulatan bangsa-bangsa di dunia, lagi-lagi menjadi tokoh kunci untuk mempertahankan nilai-nilai civilization dan humanity. Amerika yang sampai saat ini belum mau menandatangai kesepakatan pengurangan karbon, tiba-tiba menjadi pahlawan ekologi dengan menyelamatkan spesies-spesies terakhir di bumi.

2012, bisa jadi juga menjadi angka kontroversial dalam ilmu astronomi dan fisika. Banyak kaum fisikawan yang menyebutkan pada tahun ini akan terjadi peristiwa-peristiwa astronomi yang sangat dasyat. Tentang siklus matahari yang memuncak, tentang pergeseran kutub bumi, tentang medan awan antar bintang. Bahkan suku Maya -yang sangat terkenal dengan ketelitian penanggalannya- sejak ribuan tahun yang lalu sudah meramalkan, bahwa di tahun 2012 itu akan terjadi transformasi radikal di alam semesta, tidak kalah juga kitab kuno I Ching yang meramalkan hal serupa.

Katakanlah ramalan-ramalan itu benar, dan film 2012 adalah visualisasi yang dianggap cukup masuk akal maka kita gak perlu kuatir. Visualisasi dalam film itu hanya men-contek kisah kenabian Nabi Nuh atau Noah kalo umat Kristen menyebutnya yang didukung oleh analisa dan perkiraan para ilmuwan. Kebetulan anak lelaki si John Cusack juga bernama Noah, bukan Nuh. Visualisasi kiamat dalam film itu masih belum seberapa dengan visualisasi yang digambarkan dalam Al-Qur’an.

Al-Qur’an menyebutkan bukan hanya isi perut bumi yang berhamburan keluar dan air laut numpah ruah menenggelamkan seluruh isi bumi, tapi dia juga melengkapinya dengan gunung-gunung yang berguncang keras lalu berterbangan seperti kapas yang ditiup angin. Matahari turun mendekat di atas ubun-ubun kita lalu bertabrakan dengan bulan, cahayanya yang panas akan menghancurkan apapun, tidak terkecuali perahu yang sangat canggih sekalipun. Dan yang tidak bisa divisualisasikan: langit yang terbelah, gugusan bintang-bintang yang rontok dan awan gelap yang menyelimuti bumi. Dan yang lebih dasyat dan paling penting adalah: tidak ada manusia yang hidup!

Jadi jangan kuatir, kiamat yang sesungguhnya jauh lebih mengerikan dari yang diperkirakan oleh banyak ilmuwan apalagi yang bisa di-visualisasikan oleh film. Tidak perlu repot-repot bikin kapal super canggih dan extra besar. Tidak perlu ada “Noah”, tidak perlu ada perdebatan civilization atau humanity, tidak perlu ada pahlawan di hari kiamat nanti. Karena semuanya pasti musnah termasuk bumi dan alam semesta. Film 2012 itu baru kiamat sugro, karena masih menyisakan beberapa nyawa.

Tapi yang tidak bisa dipungkiri adalah, film 2012 seakan-akan…eh bukan maksud saya film 2012 telah mengingatkan kepada seluruh warga bumi, minimal para penontonnya, bahwa masih ada yang bernama “kiamat”, masih ada yang bernama “Tuhan” dan “Hari Akhir”! Kata-kata penting yang nyaris hilang dalam kamus kehidupan manusia modern. Kiamat, selama ini banyak dipandang hanya sebagai mitos belaka, ataupun kalo benar masih bisa dicegah dengan bantuan teknologi!

Saya mencoba bertanya kepada hati saya, lebih tergoncang mana kalbu saya tentang kiamat ketika saya melihat film ini dengan ketika saya mendengar ceramah-ceramah agama? Jujur saya menjawab: saya lebih tergoncang ketika melihat film ini. Bukannya tidak menghargai perjuangan da’wah para pejuang nilai-nilai Islam lainnya, tapi ini masalah teknik komunikasi. Pola pikir manusia modern yang sudah sangat rumit dan komplicated harus dihadapi dengan teknik komunikasi yang seimbang. Jadi buat para ulama, ustadz, atau MUI, dari pada bikin fatwa-fatwa larangan macem-macem, ceramah kesana-kesini, mending mulai sekarang belajar bikin film yang bagus, dengan bantuan teknologi canggih untuk membuat visualisasi tentang kiamat yang jauh lebih mengerikan. Bikin saja film tandingan 2012 yang jauh lebih kontroversial dengan judul 2010… nah lo… berarti kiamatnya maju 2 tahun !!!