Setelah 2 tahun lebih nginep di barak polhut. Selama itu pula saya blusukan masuk ke hutan-hutan Baluran baru saya sadari ternyata burung memang selalu dimana-mana karena dia tidak kemana-mana. Sekitar barak salah satunya.
Dan setelah 2 tahun itu saya baru nyadar kalo nongkrong pagi-pagi sambil ngopi dan beberapa batang rokok di teras kamar barak adalah acara paling sederhana tapi meriah. Tentunya dengan laras panjang di tangan.
Mudah silau dengan “gemerlap” bahwa hutan belantara adalah tempat terbaik mencari satwa liar adalah kelemahan banyak orang, termasuk saya. Memang, akan menjadi sulit menemukan jenis-jenis eksotis nan menawan di halaman rumah, tapi bukan berarti mereka layak dilewatkan. Ada banyak kelebihan berburu di sekitar rumah, setidaknya burung-burung itu lebih terbiasa terhadap keberadaan manusia sehingga relatif mudah didekati.
Setidaknya di setiap pagi saya nongkrong saya selalu ketemu Gelatikbatu Kelabu, Caladi Ulam, Cipoh Kacat, Cinenen Pisang, Bubut Alang-alang, Layanglayang Loreng, Cekakak Sungai, Cabai Jawa, Kacamata Biasa, Kirikkirik Senja, Bondol Jawa, Bondol Peking, dan kayaknya Kapasan Kemiri.
Memanadang rumput tetangga lebih hijau atau istri teman lebih cantik adalah tipuan mata yang sebenarnya wajar. Toh kalaupun memang rumput tetangga lebih hijau pun istri teman lebih cantik itu berarti mata anda sudah kena tipu sejak membeli rumput atau memilih calon istri 😀 .
akhirnya di-update.. hehehe
LikeLike
breath-taking pictures.. 😀
keren..
**THANKS BRO… 🙂
LikeLike
Sepakat, Kang.
“Keajaiban kecil” itu memang ada di mana-mana, di sekitar kita…
**termasuk pacar yo. sayang kowe durung duwe hehehehe
LikeLike
allo,….
sepakat masbro,.. yang di depan rumah memang terkadang terkesan terlupakan. padahal mereka ga kalah menariknya,..
**jadi sudah siap keluar dari halimun ne? trus pindah ke pekarangan rumah? hehehehe…
LikeLike
senangnya kl d pekarangan rumah bisa liat burung” tsb juga terbang bebas
LikeLike