Saya gak tahu, 8.9 skala ritcher yang menggoyang Jepang 11 Maret silam apakah angka terbesar dalam sejarah gempa di planet ini. Tapi yang jelas angka sebesar itu telah, benar-benar, menghancur leburkan pesisir Jepang, korban nyawa sudah pasti, kerugian material apalagi. Tinggal dihitung saja, ada berapa ribu pabrik yang terpaksa tutup. Saham plorotan gak terkira. Belum lagi meledaknya reaktor nuklir yang menyebabkan radiasi berkilo-kilo meter. Tapi kabarnya Miyabi selamat!
Orang-orang pun mulai berspekulasi. Ada apa gerangan dengan gempa super dasyat ini? Pertanda murka Tuhan kepada bangsa yang masuk blacklist? Peringatan dini bahwa isu 2012 adalah benar karena kabarnya perubahan poros bumi akibat gempa ini menyebabkan berubahnya mekanisme rotasi bumi, tentunya ini akan mempengaruhi berbagai proses alam? Atau memang begitulah bumi, pertemuan lempeng-lempeng benua yang berpusat di bawah kepulauan Jepang adalah aktifitas wajar saja. Meskipun akhirnya ilmuwan cuma gedek-gedek karena tidak mengira kalo goncangannya bisa begitu dasyat, bahkan getaran gempa ini bisa dirasakan sampai 3-5 menit!
Ohya, tadi kayak ada suara “pergeseran poros bumi”?
Katanya para ilmuwan, gempa Jepang menyebabkan pergeseran poros bumi sebesar 6,5 inci yang artinya merubah juga waktu rotasi normal bumi. Jadi sekarang 1 hari itu sudah tidak bulat 24 jam. Gak tahu gimana ngitungnya, yang jelas katanya ilmuwan-ilmuwan itu waktu rotasi bumi berubah sebanyak 1,8 mikro detik lebih cepat. Hari menjadi semakin cepat. Kalau Tuhan masih konsisten dengan catatan lauful mahfud tentang kontrak umur kita, maka jatah hidup semua manusia di bumi juga ikut-ikutan semakin pendek! Jadi bukan rokok saja yang bisa memperpendek umur seseorang, gempa juga. Apalagi kalau gempanya pas di pekarangan rumah. Langsung mak sek!
Tapi kabar baiknya adalah, seharusnya, mulai tahun ini hari raya Idul Fitri harus bareng terus. Karena Muhammadiyah gak bisa lagi menentukan tanggal 1 Syawal menggunakan perhitungan falak mereka. La iyo to? La wong umur hari sudah berubah! Jadi sudah sewaktunya Muhammadiyah tos sama NU dalam menentukan 1 Syawal berdasarkan penampakan hilal!
Menyitir perkataannya John Brennan (The Next Three Days) kemaren:
“Could it be about the triumph of irrationality and the power that’s in that? You know, we spend a lot of time trying to organize the world. We build clocks and calenders and we try and predict the weather. But what part of our life is truly under our control?“
Setiap formula pasti ada errornya. Setiap perhitungan selalu ada melesetnya. Kita tidak tahu kapan umur kita, umur bumi, bahkan umur semesta raya ini. “Fisika tidak bicara tentang alam semesta, tapi fisika bicara apa menurut dia tentang alam semesta.” kata Niels Bohr. Kita hanya memprediksi saja, ngento-ento. Gempa bumi, gunung meletus, siang-malam hanyalah tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir. Hanya tanda. Mung ambune tok, cuma baunya. Bukan bleger aslinya.
Lalu apa itu yang bukan tanda? Yang benar-benar mutlak?
yo diakehi shalat wengi lan witir-e ae cak,, 🙂
LikeLike