“Sialan! Kok cuacanya mendung, Fer?” celetuk saya mau berangkat ke Pandean kemarin pagi. Padahal hari itu pas ada upacara petik laut. Ritual masyarakat pesisir yang mayoritas nelayan sebagai wujud terima kasih kepada Tuhan yang telah memelihara kehidupan laut asal mata pencaharian mereka.

Tapi daripada harus nunggu setahun lagi, berangkatlah kita naik motor Ducati 3 speeds punya Ferdi. Begitu mesin dinyalakan, baru sadar aku kalo ini bukan motor, apalagi keluaran dari Italia sana, tapi mesin fogging mengusir nyamuk. Asap dari knalpotnya bener-bener bikin langit langsung gelap-gulita!

Pandean terletak di sebelah tenggara Baluran, berbatasan langsung. Pandean adalah salah satu pelabuhan nelayan yang ada di kawasan Situbondo-Banyuwangi. Tidak sebesar Muncar, tapi saat puncak musim ikan, sampeyan bisa melihat aktifitas yang sangat padat orang-orang berangkat melaut, mendarat membawa hasil laut sampai transaksi jual-beli ikan segar.

Cuaca mendung itupun akhirnya benar-benar menjadi momok untuk cari foto bagus. Gak ada cahaya bagus, cahaya rendah, silut. Ah, sempurna sudah. Mana prosesi nglarung sesajennya juga harus ke tengah laut lagi. Padahal aku paling mabukan kalo bau ombak sama asap mesin diesel kapal. Yo wes lah, hunting di darat saja, dengan segala keterbatasan cahaya, angle dan obyek.

Dalam kondisi yang serba terbatas seperti ini, memicingkan mata dan terus memutar otak adalah hal yang harus dilakukan. Jika sampeyan tidak pinter-pinter menentukan timing dan angle, sampeyan hanya akan dapat foto-foto berkualitas dokumentasi saja. Dan itu yang terjadi dengan D200 dan 2Gb memory card saya. Nyaris semuanya hanya foto-foto dokumentasi. Padahal moment bagus sudah di depan mata nih!

But, the show must go on. And here they are…