
100% foto-foto yang ada di blog ini diambil pake DSLR Nikon D200. Dan memang sejak konon dahulu kala pegangan saya adalah Nikon. Mulai dari kamera pinjeman FM 10 punya teman, lalu kuat beli sendiri FM 4. FM 4 waktu itu aku beli kedua (baca: second) seharga 250 ribu tahun 2001. Saya jual lagi 100 ribu buat tambahan beli motor pitung yang aku namai Marni. Marni: Merah itu berani!
2005 saya kerja di Kutilang, di sana karena bosnya Ige, si Nikonian, tersedialah di kantor Coolpix N 4500. Berlanjutlah sejarah nikon dalam hidupku. Bersama sebuah monokuler jadilah mereka digiscoping equipment. Sejak itu, dimulailah sejarah saya jadi keranjingan motret burung. Pokoknya kemana-mana bawaannya tripod, monokuler dan N 4500. Semuanya pinjeman!
Lalu mendarat di Baluran, datanglah D200 itu. Seperti dapat rejeki nomplok mak klumbruk! Si D200 datang bersama Sigma 170-500 mm! Wow! Sejarah motret burung pun berlanjut, bahkan termasuk semua obyek hidupan liar. Rekor Nikon clean sheet pun terus terjaga.
Jangan sebut saya nikonian! Apalagi penganut -agama- Nikon! Saya tidak fanatik dengan Nikon karena saya hanya boleh fanatik sama Allah, Muhammad dan istri saya. Tapi saya suka Nikon ya.
Yes, it was… Karena mulai sekarang rekor clean sheet dan 100% foto dari kamera Nikon harus digugurkan. Bukan karena saya bosan pake Nikon atau gak puas dengannya. Tapi istriku yang suka nulis berita itulah yang memprovokasi saya! Saya tidak fanatik dengan merk, tapi saya fanatik kepada istri saya, lalu dia memprovokasi saya! Lalu apa bedanya?
Ok, jadi kenyataannya adalah di meja kerja saya sudah teronggok sebuah DSLR dengan dua tulisan besar: Canon + 50D. Tapi saya tidak pindah agama lo say… Saya cuma mencoba bermesraan dengan perbedaan. Nikon adalah cinta pertamaku, dan selamanya. Canon adalah istri baru yang berhak untuk diperlakukan dengan adil.
bersambung…
mantappp,… Canon+ 50D,.. antara cinta pertama dan Istri Baru,.. kudu adil,.. hehehe
LikeLike
“istri pertama” yg berkelas….. dilutkas dimelokno UAN pisan.
LikeLike
haha…teman seangkatan, dan punya sejarah yang hampir mirip..jatuh cinta karena keadaan..dan akhirnya menyerah untuk membagi cinta..juga karena keadaan.. mari kita sama2 menghadirkan jamuan lintas agama canonikon… (karena ternyata, mereka berdua memberi citarasa yang berbeda namun nikmat..tinggal bagaimana dan kapan waktunya memperkosa secara beradab..kita yang menentukan!!!) tetap semangat!!!
LikeLike
aku suka opinimu mas Mbil. Tanpa syarat….:)
**asline sampeyan seneng sopo se?
LikeLike
wkwkwkwkk,.. masih dipertanyakan???
LikeLike
aku lagi mencoba menjadi aktor utama film “satu lelaki, dua merk, seribu kamera” hahaha… lagi demen bercinta dengan keduanya dan mencari di bagian mana aku terpuaskan oleh masing2…hahaha
**aku jadi menggelinjang… ahh…
LikeLike