Apa yang menarik dari majalah digital ini? Bagi saya, terlepas saya adalah salah satu tim di dalamnya, adalah majalah ini lahir murni bermodalkan semangat dari sebuah komunitas kecil orang-orang yang suka ngluyur, motret dengan alat seadanya, lalu menulis cerita mereka dengan bahasa yang populis tapi tidak keluar dari batas ilmiah. Tidak ada lembaga donor yang mendanainya, tidak ada orang terkenal apalagi kuat yang mendukungnya, bahkan publikasinya “hanya” bermodal tutur tinular, dari “mulut ke mulut”. Nyaris sama persis dengan bendera besar yang berada di belakangnya: FOBI.

Berawal dari rasan-rasan saya sama Imam tentang bagaimana caranya membuat sebuat media publikasi tentang biodiversitas Indonesia selain yang sudah ada. “Piye nek gawe ebook?” begitu usul saya. Dan mengalirlah ide itu. Awalnya saya sama Imam bikin buletin ebook sederhana. Dia bagian mengumpulkan artikel sama foto saya bagian ng-layout. Jadilah buletin digital dengan nama tidak ada nama, cuma logo FOBI nongol di atas.
Singkat cerita, ide yang sudah terekstrasi menjadi format ebook ini sampai juga ke depan layar monitor para kumendan FOBI. Tanpa basa-basi nasib buletin inipun “harus” disikapi serius. Melalui berbagai proses, mulai dari pemilihan pemred, reviewer, layouter, ISSN, nama majalah dan sebagainya, lahirlah Biodiversitas Indonesia. Majalah digital yang dibawa atas semangat perubahan positif dalam ilmu pengetahuan sekaligus tindakan nyata menyelamatkan kekayaan biodiversitas Indonesia.
Yah, semangat dari komunitas kecil inilah modal terbesar yang dimiliki majalah ini. Seremonila peluncurannya pun tidak dihadiri oleh

bupati, menteri, camat, dosen, lurah bahkan ketua RT sekalipun. Tapi saya yakin, majalah non-profit (yang sesungguhnya) ini akan menjadi kuda hitam dalam kancah ilmu pengetahuan di Indonesia. Untuk menjadi kontribuutornya sampeyan tidak harus seorang peneliti, penulis, jurnalis atau sederet gelar lainnya. Modal sampeyan cuma iktikad baik membuat tulisan bagus, tidak ndobos, dan yang pasti beraroma Indonesia. Sampeyan boleh menulis tentang hutan-hutan belantara di kedalaman Papua, tentang spesies-spesies unik atau endemik, tentang cerita perjalanan atau bahkan tentang pekarangan rumah sampeyan. Biodiversitas Indonesia sangat luas, seluas space server untuk menampung filenya :D.
Saya tidak menuduh dia sebagai majalah terbaik apalagi terbesar sebagai sebuah majalah yang lahir dari komunitas non-profit (yang sebenarnya). Tapi saya menaruh keyakinan besar majalah ini akan tumbuh besar sebesar Tuhan menciptakan Indonesia dengan kekayaan hayati yang terkandung di dalamnya.
Mari, sodara-sodaraku sekalian. Tidak ada ruginya sampeyan keluar rumah, buat beberapa catatan kecil lalu mulai menulis. Sesederhana apapun tulisan sampeyan akan bermanfaat minimal buat sampeyan syukur buat lebih banyak orang. Mari berbagi dengan sesama, Anda puas, rakyat cerdas! (Baskoro, 2011).
Silahkan unduh majalahnya lewat sini
Bisa ngiklan toko sy di fobi? Hihi..
**bolehhh… btw, tukeran link ya jeng 😀
LikeLike
Mantab mas!!! aku sudah download dan ta kasihkan ke Kajur Biologi juga
**sip..sip.. suwun wes melu promosi 😀
LikeLike
aku yo melu promosi neng blogku masbro,.. hehehe
LikeLike