
Kacip, sebuah lokasi di dasar kawah gunung Baluran, hal apakah yang paling menyenangkan? Tidak lain adalah menikmati sebatang GG dan segelas kopi panas di pagi hari sambil menikmati Pelatuk Sayap-Merah, Cica Daun Sayap-Biru, Julang Emas, Jinjing Petulak atau Munguk Beledu hilir mudik di sekitar tenda. Dan hal apakah yang paling menyakitkan? Apa lagi kalo bukan karena tidak ada laras panjang di tangan karena masih opname di rumah sakit. Jadinya cuma senyum-senyum getir sambil sesekali mengucap dalam hati, “Alhamdulilah… ikhlas… ikhlas…”
Dan apakah yang pualing menyakitkan, teramat sangat menyakitkan dari itu semua? Yaitu di saat emosi sudah bisa dikendalikan karena gak bawa laras panjang, muncullah satu lagi makhluk aneh, di sekitar tenda kami. Seekor Sempur! Lagi-lagi burung yang selama ini aku kira sangat tidak mungkin ada di Baluran. Dan, lagi-lagi, supaya saya tidak kesurupan, terlontarlah dari mulut, “Ya Allah… Ya Allah… Astaghfirullah… Ya Allah…” Gelisah gundah gundala saya sampai akhirnya dia benar-benar menghilang, padahal Sutadi baru saja ambil ancang-ancang mau digiscoping pake bino Bushnell yang bisa bikin mata sampeyan langsung kena katarak. Kali ini saya tidak mampu mengeluarkan jurus semua nama binatang karena saya benar-benar pasrah.
Cukup sampai di situ! Jangan dibahas lagi!
***

Jadi kenapa saya dan tiga teman saya bisa sampai di Kacip, lagi? Lebih karena ini adalah bulan Juli. Kacip yang melewati bukit Talpat memasuki fase terbaik pada bulan ini. Terutama bukit Talpat. Pada bulan inilah rumput di savana Talpat sudah menguning tapi belum terbakar. Sungguh, demi kesucian Bulan Ramadhan, tidak ada pemandangan yang lebih indah selain di bukit Talpat di seluruh kolong Baluran. Nyanyian yang didendangkan angin tidak kuasa rerumputan menahan untuk tidak meliuk-liukan tubuhnya. Menciptakan sebuah tarian alam dan suara gemerisik yang lembut menusuk kalbu. Sebatang pohon berdiri tegar di antara rerumputan menatap gunung Baluran yang angkuh menantang kami. Ah, benar-benar seperti dalam pilem korea!
Alasan kedua, karena tahu kemaren kita sama sekali gak nyambangi lokasi ini. Hujan turun sepanjang tahun. Padahal minimal sekali setahun, Kacip harus kita kunjungi untuk menjaga tradisi sejak jaman dahulu kala. Alasan ketiganya adalah Rohana nakula!
Sejak membaca artikelnya Imam si Peburung Amatir tentang nasib kupu-kupu endemik Jawa-Bali di FOBI saya baru tersadar bahwa Baluran tidak hanya savana, Banteng, Merak atau Bama. Masih ada dunia lain yang selama ini luput dari perhatian kami sebagai pengelola Baluran. Dunia di bawah sana yang juga punya hak untuk mendapat perhatian yang setara. Dan Rohana nakula adalah patok ancer-ancer saya di tengah hutan rimba yang menyesatkan itu. Spesies endemik Jawa-Bali yang dikategorikan sangat langka itu adalah alasan logis saya turun ke dunia di balik nama-nama besar ikon Baluran.
Saya tidak tahu sama sekali tentang kupu-kupu. Makanya saya oportunis saja, setiap ketemu kupu saya foto. Yang paling nancap di kepala saya cuma foto si Rohana punya Pak Bas yang merajai folder spesies itu di halaman FOBI. Sendirian, tidak ada lagi lainnya, foto itupun beliau dapat di Baluran. Jadi itulah ancer-ancer saya. Setiap kali ketemu kupu dengan pola mirip-mirip si Rohana akan saya kejar sedapatnya. Dan setelah berbulan-bulan khusus berburu kupu-kupu, blusukan hampir di semua spot dimana kupu-kupu melimpah, sampai list foto sudah mencapai angka 137 spesies, gadis cantik anak bakul soto itu belum juga saya dapatkan. Gak tahu, dimana dulu Pak Bas dapat fotonya?
Maka satu-satunya pilihan logis adalah saya harus melebar. Mengekspansi wilayah-wilayah yang belum terjamah. Dan Kacip adalah pilihan yang cerdas. Saya masih ingat betul, terakhir ke sana tahun 2009 bareng Sutadi, Imam, Batak dan Bintang, saya menemukan kupu berhamburan dimana-mana. Tapi waktu itu saya belum kenal sama si Rohana, jadi sering saya lewatkan begitu saja makhluk-makhluk cantik itu. Tapi kali ini saya akan habis-habisan memburu mereka.
***
Ya Allah, Ramadhan belum datang tapi sepertinya Lailatul Qadr sudah mendahului menyapaku. Setelah sampai di ruang PEH, 930-an frame itu langsung saya pilah satu-persatu, sambil saya identifikasi. Dan dari 64 spesies yang teridentifikasi, ada dua scene foto yang sepertinya spesies yang sama. Sangat menarik perhatian saya karena polanya mirip si Rohana. Saya cocokkan dengan foto Pak Bas di FOBI ternyata sangat mirip! Rohana nakula! Menariknya, jika mengingat proses pengambilan foto itu, scene pertama saya dapat pas di hari pertama setelah kami sampai di lokasi tenda dan selesai bikin tenda. Scene kedua saya dapatkan pas dalam perjalanan pulang! Keduanya di tepi sungai.

Kalo memang ini adalah jodoh, dia telah menyambut kedatanganku dan mengantar kepulanganku. Dan kalo memang ini adalah benar-benar jodoh, maka saya berharap ini adalah si Rohana setelah diidentifikasi ulang sama Kumendan FOBI.
Sempur Hujan-Rimba dan Rohana nakula, dua nama istimewa dalam ekspedisi 3 hari 2 malam di Kacip. Dan bukit Talpat yang aku selalu menyukai tempat itu. Sutadi, Iqbal dan Pak Nurdin yang saya sangat berterima kasih sudah bergabung. 41 jenis burung dan 64 jenis kupu-kupu (teridentifikasi) adalah angka yang membuat perjalanan ini sama sekali tidak sia-sia, bahkan jauh melebihi harapan saya.

Kacip, yang berada pas ditengah-tengah pusaran Baluran adalah lokasi terbaik bagi siapapun yang ingin belajar tentang alam, eksplorasi, atau sekedar melarikan diri dari keseharian yang melelahkan. Tahun depan, di bulan Juli, kita akan berjumpa lagi.
Mantap!!!
Hayo deh, tahun depan ngajak bioders sekalian ke kacip… piye?
** telek mam, wingi bar birding dijak gak gelem… nek aku si ayo2 ae 😀
LikeLike
hahaha…
lha salahe telat le mbooking… :p
**mulai kapan awakmu dadi pria bookingan? 😀
LikeLike
mas, ajakin ke tempat ini ta kalo kita ke baluran yes.. yes pokokmen.. salam nggo Rohana… 😀
**siap jeng.ini paket spesial, harga pemandunya juga spesial hehe..
LikeLike
buku manuk beres,.. buku kupu menyusul yo masbro,.?,. setuju ro usule imam,..
**tahun iki bos, insyaAllah. tapi dudu aku sing nulis, ben arek2 ae. gantian lah mosok aku terus [sok sombong :D]
LikeLike
nek mas Imam melu, q jg melu lah… ben ora gur ndoblong tok koyo pas ngrungokno ceriutane mas imam…
**yo wes ngejako imam. arek iku lek gak ditodong gak budal 😀
LikeLike
aku melik mbok’o..
sumpah puengen aku…
**caca dijak sisan yo. wegah nek mung nyawang awakmu tok 😀
LikeLike
Mantab…….
Kpn2 melu ekspedisi po’o…
He..he…
MAS TOM KANGEN CACA…ha..ha..ha…
LikeLike
~ Kapan.. oh Kapaan… saya ke Baluran ~
Mas Imam, kaos fobiku mana? 😀
*bayar juga belom hehe
**kapan hayooo…
LikeLike
Subhanallahhhhhhh cuantik sekali tuh burung ….imut buanget………..kirimkan ke fb sy ya
LikeLike
welah,,,,,welah sungainya itu loooo masaallah bagusnya itu teh asli apa ndkk???? dikab.pacitan mboten wonten ,,,,,dibudidayankan keanekaragaman hayati apa ya ????? mau infes ndk pak ??????pacitan kering kerontang
LikeLike
hahh…??? kok jenengku jadi di gowo2 ikiii…????
**sing ndi? woww… nglindur a yu?
LikeLike
Mas Kalau Mendaki Gunung Baluran aku ikut dong, aku dari Surabaya, ni no ku 083854799866
Pengen banget mendaki Gunung Paling Ujung Timurnya Pulau Jawa.
LikeLike