Setelah sekian lama gak nonton pilm bagus, atau kalopun sempat nonton selalu saja gagal menyempatkan waktu untuk menulis beberapa paragraf ngasih bocoran. Jadilah Warrior, film terakhir yang saya tonton dan pertama yang bikin saya gak tahan bikin resensi setelah berbulan-bulan lamanya. Ok, apakah sampeyan sudah klik link judul filmnya? Sudah lihat ratingnya? dari berapa ribu users? Sudah lihat juga movie-meternya? Yes, angka yang sepadan untuk sebuah film bagus, even best ever! Kalo saya yang lihat angka-angka itu, tidak perlu saya baca paragraf setelah ini. Langsung saya donwload di torrent, pergi ke rental atau beli dvd bajakannya. Jadi anggap saja ini hanya tulisan ndobos.
Biasanya film berantem kayak gini ratingnya gak lebih tinggi dari 5. Bahkan saya membanyangkan film ini akan banyak pamer aksi-aksi beladiri macam di film American Kickboxer, Kickboxing, atau Street Fighter yang dibintangi aktor paling menyebalkan Van Damme. Tapi ternyata bukan! Sama sekali blas no really at all! Ada tiga hal sangat menarik dalam film ini.
Pertama, seperti yang sudah saya senggol sebelumnya. Aliran beladiri yang dianut dalam film ini bukan beladiri absurd dengan segala macam jurus akrobatiknya: tendangan melingkar, tendangan salto, atau tenaga dalam yang bisa bikin musuh terpelanting mumbul gak karu-karuan! Film ini mengadopsi mixed martial art 100% punya UFC. Peraturannya, desain ringnya, penontonnya, semuanya! Jadi kalo sampeyan pernah lihat UFC, di situ apapun bisa digunakan untuk menang. Bahkan hanya dengan mengandalkan kuncian yang akan membuat lawan memukul kanvas tanda dia menyerah, bahkan tanpa pukulan apalagi tendangan salto!
Kedua, sebagai film yang membawakan genre drama ini, selain action tentunya, sudah tidak diragukan bagaimana film ini sangat kuat mempermainkan emosi penonton. Berlatang belakang sebuah keluarga yang terpecah-pecah akibat tabiat buruk sang ayah, Paddy Conlon (diperankan oleh Nick Nolte) di masa lampau membuat kedua anaknya Brendan Conlon (diperankan oleh Joel Edgerton) dan adiknya Tommy Conlon (diperankan oleh Tom Hardy) pada akhirnya juga tidak akur.
Adalah Tommy yang hidup dengan ibunya yang sakit-sakit sejak ditinggal minggat olehnya ayahnya yang suka mabuk-mabukan. Dia bahkan menjadi satu-satunya orang yang berada di sisi ibunya saat meninggal. Kakaknya, Brendan sudah duluan lari dengan gadis yang kemudian menjadi istrinya karena dia merasa tidak mungkin membina keluarga di antara kehidupan keluarga yang kacau balau. Tommy pun menjadi orang yang berhati baja bahkan keras. Tidak banyak omong, hanya tangan yang sering menyampaikan apa yang menjadi isi kepalanya. Dia membenci ayah dan kakaknya.
Pada suatu hari Tommy menemui ayahnya, sosok lelaki yang paling dia benci dalam hidupnya. Misinya hanya satu, dia meminta ayahnya melatih dia kembali bertarung untuk menghadapi kejuaraan pertarungan dunia Sparta. Dan ayahnya sudah tobat dengan kesalahannya masa lampau menerima tawaran itu, meskipun hal tetap tidak akan merubah apapun, bahwa dia layak dibenci oleh anak-anaknya.
Di waktu yang bersamaan, Brendan yang tidak ingin keluarganya hancur seperti masa kecilnya dulu sedang menghadapi ancaman rumahnya akan disita oleh bank dimana dia berhutang saat membeli rumah. Padahal rumah itu adalah modal utama dia membangun keluarga yang dicita-citakannya. Terdesak karena tidak punya uang, akhirnya dia kembali ke bakat masa kecilnya: menjadi petarung jalanan. Sesuatu yang membuat dia kena skorsing sebagai guru fisika.
Singkat cerita, sampailah kedua kakak beradik dan ayahnya itu bertemu di Sparta World Championship (kalo gak salah gitu deh namanya :D). Dan pertarungan demi pertarungan dilalui oleh keduanya sehingga sampailah mereka bertemu di final. Di sinilah, pertarungan yang sesungguhnya disuguhkan. Di balik tubuh kekar, keringat dan darah, ada hati-hati baja yang jauh lebih tangguh untuk dilawan. Ada kelembutan yang ada kalanya tidak diperbolehkan. Dan kata cinta yang bisa melebur sekeras apapun karang dalam luasnya samudra hati petarung. Dan arti dari kata maaf untuk segala macam kesalahan dan dosa.
Jadi, menarik yang ketiga adalah jika sampeyan segera tekan play pada player sampeyan lalu nikmati sendiri bagaimana film two thumbs up ini mencapai endingnya! Something speechless which should be described while you’re watching it yourself! The best movie ever wes pokoke!
nek aku gak perlu moco resensimu, masdab,.. langsung trailere wae,.. wkwkk
**iku luweh apik bro. ng kan dadi gak ngerti crita sejatine? 😀
LikeLike