Cahaya Tuhan™, istilah yang bukan baru di telinga saya. Apalagi kalau sampeyan sering ikut pengajian atau setidaknya tidak tidur waktu khotib berkotbah di hari Jum’at. Tapi istilah ini menjadi begitu berbeda saat Pak Bas mengomentari satu foto saya saat Ekspedisi FOBI kemarin. Saya sodorkan lcd Canon 50D saya kepadanya. Foto sederhana dari seekor laba-laba yang baru saya dapat itu tidak langsung dia komentari. Dia hanya terdiam, dan terucaplah kata-kata itu, “Cahaya Tuhan!”. Jadilah istilah itu saya bumbuhi TM di belakangnya yang berarti adalah istilah baru dalam fotografi untuk kategori macro “tidak wajar”. Jadi kalo ada yang mau pake istilah itu dalam fotografi harus ijin sama yang punya ™ itu tadi.
Cahaya Tuhan™, sebenarnya bukan teknik fotografi pertama yang saya pasang di blog ini. Sebelumnya ada tulisan lain mengenai teknik ini, tapi karena waktu itu saya lagi males menceti kibot, jadi cuma beberapa kalimat dan seumbruk foto yang terpampang di situ. Bisa jadi, teknik ini juga sudah banyak dikuasai oleh banyak fotografer di dunia. Tapi saya tidak tahu, siapa saja, dan seperti apa hasil karya. Hanya satu fotografer naturalis yang tidak lain adalah sumber inspirasi saya menghasilkan teknik Cahaya Tuhan™ ini. Dia adalah Sandra Bartocha.
Ada seorang kawan yang pernah bertanya tentang teknik ini. Dan saya pun juga bingung mau gimana menjawabnya. Karena saya sendiri masih mencari formulanya. Yah, bisa dibilang pada waktu itu saya masih ketepakan dapat foto-foto Cahaya Tuhan™. Nah, satu minggu di Tahura R. Soeryo kemaren formula-formula itu mulai terbaca. Sedikit demi sedikit polanya sudah mulai terbentuk. Dan bukan bermaksud menggurui, ijinkan saya adum kaweruhan tentang formulasi untuk mendapatkan Cahaya Tuhan™.
1. Kalo dalam fotografi pemilihan titik fokus adalah pada obyek target, maka mulai sekarang berpikirlah terbalik. Obyek target itu justru harus dikeluarkan dari wilayah fokus. Karena ada satu komponen penting dalam fotografi yang sering dilupakan. Jika instrumen dasar optik adalah cahaya dan benda, maka apakah itu, sesuatu yang pasti mengikuti keduanya? Apalagi kalo bukan bayangan! Nah, Cahaya Tuhan™ pada prinsip memotret bayangan dari sebuah benda yang diakibatkan oleh cayaha yang gak tahu gimana caranya bayangan itu harus pas jatuh di depan lensa kamera! Bukan bendanya! Eureka!
2. Untuk mendapatkan bayangan benda yang pas jatuh di depan lensa maka tidak ada pilihan lain sampeyan harus berdamai dengan backlight! Banyak orang yang enggan bermain-main dengan backlight karena terlalu beresiko. Padalah jika sampeyan bisa berdamai dengannya maka justru ekstase yang memuncrat yang sampeyan dapatkan. Catatan pentingnya adalah, cahay itu bukan cahaya yang kuat, seperti cahaya matahari langsung, lampu senter apalagi flash. Tapi cahaya lembut, kalem tapi tajam. Cilik neng pedes! Dalam beberapa foto saya memanfaatkan embun pagi yang memantulkan cahaya matari, atau cahaya di sela-sela tajuk pohon, bahkan kerlap-kerlip riak air di selokan.
3. Mainkan tiga komponen utama fotografi: aperture, shutter speed dan angle. Nothing less, nothing more. Lupakan dulu yang lainnya, ISO, WB, IS, VR, apalagi merk kamera, harga lensa, lensa putih apa hitam, ring emas apa merah, baru-bekas, atau bel gedhes gombal mukiyo lainnya.
4. Dan yang terakhir, tapi belum tentu kebenarannya (jadi silahkan kalo mau skip bagian ini) adalah lensa sampeyan sebisanya kalo gak bisa dikatakan harus menggunakan macro 1:1! Untuk point yang ini, saya harus acungkan ibu jari atau bahkan kecupan berkali-kali buat lensa Tamron Macro 90mm saya. Brand murah tapi ngrejekeni!
Ok, mungkin itu sedikit oleh-oleh saya dari tujuh hari Ekspedisi FOBI Tahura R. Soeryo 2012. InsyaAllah akan ada oleh-oleh lainnya.
beeuuh dah mulai esoteris neeh..
LikeLike
waah dah mulai esoteris niih
LikeLike
mantep
LikeLike
*pengsan
XD
**nafas buatan! nafas buatan!
LikeLike
Mas Swiss, pake themes yg mana ya biar bisa bikin gallery foto gini?
**aku pake iTheme2, jeng… please see http://theme.wordpress.com/themes/itheme2/
LikeLike
Kereeeen!!!!!!
banget banget banget!!!!!
**terima kasih 🙂
LikeLike
Mas swiss, keren sharing-nya jadi ketagihan saya untuk mencari cahaya Tuhan 🙂
**hehehe keep exploring bro 🙂
LikeLike
wow,..!!
thx for sharing,.. *numpang sinau kii,.*
**monggo… 😀
LikeLike
wuiiii….sadisss ;D
**sepaki ae 😛
LikeLike