Allah itu luar biasa! Beliau meminang seorang utusan yang juga luar biasa, kekasih tercinta Muhammad. Dan Islam, satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah yang disebarkan oleh Muhammad juga luar biasa! Tidak ada yang luput dalam ajaran Islam, mulai mengatur politik dan ekonomi volume negara yang complicated sampai bagaimana posisi jari memegang gelas saat minum semua diatur dengan sangat sistematis dan teratur dalam Islam. Islam itu besar! Bahkan sangat besar! Lebih luas dari alam semesta!
Tidak ada yang lain kecuali Muhammad yang mampu menampung luas ilmu dan dalamnya rahasia Islam. Bahkan sayyidina Ali, karomahhau wajhah, yang tingkat kepandaiannya satu strip di bawah Muhammad, hanya pintu masuk. Itu sebabnya jaman sugengnya Kanjeng Nabi tidak ada yang namanya fraksi, partai, genk, atau golongan. Karena setiap perbedaan langsung diverifikasi oleh ahlinya. Kalaupun ada yang tetap ngeyel berbeda, Kanjeng Nabi dengan tegas mengatakan bahwa perbedaan di antara umatnya adalah rahmat. Seberbeda dengan Allah menciptakan ikan-ikan di laut, tetumbuhan yang menghuni hutan atau warna kulit manusia di penjuru dunia. Perbedaan adalah sunnatullah!
Dan logika sunnahtullah itu juga melekat pada sunni dan syiah. Baik sunni maupun syiah adalah dua golongan mulia. Saya yakin tidak ada niat main-main atau iseng seperti bikin partai politik dalam sejarah dua golongan besar itu. Jalan ijtihad yang panjang dan penuh kerja keras dibangun oleh para ulama dan imamnya. Kalaupun toh sampai Sampang membara bagi saya itu adalah sebuah ekspresi kerinduan yang lama tidak tercurahkan. Seperti kata Rumi, meskipun suaranya berbeda seruling-seruling itu berasal dari rumpun yang sama.
Cuma sayangnya orang-orang ini kalau mengungkapkan kekangenannya agak berlebihan. Biasanya saya kalau ketemu teman lama saya tepuk pundaknya, sambil sedikit misuh-misuh sebagai ungkapan kegembiraan. Lah, saudara saya satu partai sunni ini kayaknya kalau nggepuk terlalu kencang. Bahkan sudah masuk kategori memukul, ngampleng, njotos! Pun bagi saudara-saudara syiah, di-tonyo sekeras dan sekejam apapun tidak berarti apa-apa bagi mereka.
Sejarah panjang kaum syiah, pengikut ahlul bait, atau apapun merk-nya adalah sejarah penuh perjuangan keras. Dikucilkan, difitnah, diburu dan tentunya dibunuh adalah bagian intergral dalam keyakinan mereka. Saya tidak memuji syiah, tapi teologi kepemimpinan mereka mungkin satu-satunya yang tidak dimiliki oleh sunni. Dan inilah yang membuat mereka menjadi kuat meskipun hanya kelompok minoritas. Di Iran, seorang presiden tidak lebih berkuasa dibandingkan seorang Imam. Dan pada kenyataannya revolusi Islam yang sangat bersejarah itu diprakarsai dan dipimpin oleh seorang Imam Besar!
Nah, kembali ke Sampang, kalau ilmu kiro-kiro saya benar, kerusuhan itu semoga bukan karena perbedaan bendera sunni-syiah. Karena sekali lagi, sunni dan syiah itu sebenarnya tidak punya masalah kok. Keduanya sama-sama mencintai Rasulullah dengan cinta yang sedalam-dalamnya. Yang satu mencintai dengan jalan mengamalkan jalan yang sudah digariskan oleh Kanjeng Nabi (sunnah) dan membersihkan semua lumut dan duri yang mengotorinya, dan satunya lagi dengan jalan mencintai garus keturunan Nabi yang bersimpul pada Ali.
Masalahnya, Indonesia itu sangat canggih untuk membuat skenario kerusuhan. Apapun acaranya bisa jadi rusuh! Tidak ada yang mengalahkan Indonesia dalam hal ini. Secanggih-canggihnya CIA dalam menginfiltrasi sebuah negara, tidak bisa mereka membuat kerusuhan Ambon yang memakan ribuan nyawa yang awalnya hanya perselisihan sopir angkot dan preman terminal itu. Atau Sampit yang mulanya hanya kalah engkel-engkelan di pasar! Apalagi kalau membuat kerusuhan pilkada, SARA atau sekedar pertandingan sepakbola! Kecil itu!
Jadi kalau tragedi Sampang itu harus disangkut-pautkan dengan urusan sunni dan syiah demi Allah itu fitnah! Dan samin kepala orang-orang yang mempercayainya! Sunni dan syiah memiliki akhlak dan kecerdasan religius tinggi yang sudah teruji ribuan tahun lamanya. Sunni dan syiah sangat teguh memegang jalan damai yang dibawa oleh junjungan mereka. Tidak ada masalah apa-apa dengan keyakinan, aqidah bahkan syariat keduanya untuk dijadikan alasan saling jotos-jotosan.
Pun kalau akhirnya karena alasan sunni dan syiah sebagai alasan logis menyakiti sesama saudara, apalagi dengan jumlah yang sangat tidak berimbang, belum lagi gelagat kekuatan negara juga ikut-ikutan memihak kubu mayoritas sunni, saya takut sekali kalau sampai Allah tidak tega lalu merapat ke barisan syiah! Lalu membuat counter attack dengan mengutus striker dari golongan nyamuk dan lalat membuat wabah mencret seluruh Madura! Atau yang lebih menakutkan memerintah laut untuk sedikit bertingkah lalu menenggelamkan seluruh Madura dan separuh Jawa!
Oh tidak, tidak. Semoga saja tidak. Saya bersyukur sampai detik ini Allah masih bukan syiah. Dan insyaAllah juga bukan sunni.
Mantap masdab,…
Isu Keyakinan yang dibawa memang hanya untuk menutup-nutupi kebobrokan Polisi dan TNI yang sengaja membiarkan kerusuhan itu terjadi. (menurut saya lho).. Apa gunanya ada Intelijen kalau ndak mampu mengidentifikasi akan adanya kerusuhan yang mengakibatkan seseorang berpulang ke rahmatullah,… Lalu, kenapa MUI juga mengeluarkan Fatwa yang menyatakan Syiah di Madura itu sesat?.. ngopo kok mung sing neng meduro tok?.. Ada yang pernah nulis di Kompasiana nek kerusuhan iki sengojo digawe sebagai alat mengusir warga dari perkampungan itu karena ada kepentingan Tambang,.. hmmm,. jadi ruwet to,..
Lha iki MUI kok yo sakkepenake dewe memfatwakan nek Syiah iki Sesat lak yo opo,..
**ya itulah bro yang sendiri heran, sedih, mangkel dan malu jadi sunni. kenapa gak disesatkan saja semua aliran dalam Islam yang gak diakui MUI? atau jangan2 MUI ingin jadi aliran sendiri? la yo bebayani to? 🙂
LikeLike
ini berita agak serius tapi dikemas jadi lucu.. saya ngikik baca tulisan ini.. like 🙂
LikeLike