Supaya Kami Bisa Terus Bekerja (V): Ayo Bekerja, Ayo Bergembira

Dengan berjalannya program kerja tahunan minimal, dan technically, sangat membantu kami dalam penyusunan DUPAK. Memang itulah alasan paling sederhana organisasi ini dibentuk. Kawan-kawan yang mau menyusun DUPAK tidak lagi kesusahan ngebut laporan karena sudah tersedia. Di setiap akhir tahun, laporan-laporan yang pembuatannya digarap dengan kerja bakti ini sudah dibukukan dengan rapi beserta kelengkapan administrasinya. Dan kebiasaan kerja bakti ini akhirnya menular tidak hanya ketika melakukan kegiatan yang berhubungan dengan DUPAK, tapi juga selainnya.

Pekerjaan apapun itu, kalau sudah dibebankan kepada PEH, alhamdulilah sejauh ini bisa ditunaikan dengan baik, meskipun ada juga yang membutuhkan kritik dan perbaikan. Karena pekerjaan itu tidak akan dilakukan individual. Selalu ada saja beberapa anggota PEH yang berperan aktif dalam penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada PEH. Beberapa sisanya adalah penggembira, saya adalah yang paling sering kebagian jatah penggembira ini.

Tapi tunggu dulu, penggembira-penggembira ini bukan tanpa peran penting lo. Kebiasaan yang paling mencolok di setiap kegiatan kami adalah tidak pernah ada habisnya guyon dan usil-usilan. Dan kebiasaan inilah yang membuat kami betah berkumpul dan bersama-sama ke lapangan. Adalah Pak Widyantoro yang sudah pasti jadi lakon adegan gojek kere. Pak Wid itu orangnya kalem, sabar dan mungkin over lugu. Kalaupun dia marah, bukannya menakutkan malah lucu. Ya sudah, habislah dia kalau sudah kumpul bareng.

Yang namanya pulang dari lapangan tas kami ternyata berisi batu, conblock atau botol kaca itu sudah sangat biasa. Batang-batang rokok tiba-tiba tidak bisa dihisap karena sudah berlobang dari keempat penjuru mata angin di pangkal gulungan tembakaunya. Kopi yang tiba-tiba berasa asin. Minuman rasa jeruk yang diaduk dengan air laut. Helm bau terasi. Kacamata hitam benar-benar hitam nan gelap karena dicat sama ampas kopi. Berangkat ke warung beli rokok, begitu mau bayar, mengeluarkan dompet, tahu-tahu sudah ada pisang goreng di dalamnya! Ya Tuhan, sepertinya kawan-kawan ini sudah punya teknik mentransformasi materi ke tempat yang berbeda secara ghaib.

Dan acara yang paling meriah adalah ketika ada kawan yang ulang tahun. Sudah saya contohkan bagaimana memperlakukan –mantan- koordinator kami. Jika yang bersangkutan menyatakan “damai” berarti dia harus mentraktir kami semua makan-makan, dan jika tidak, maka konsekuensi logisnya adalah dia harus “dihabisi”. Metode eksekusinya bisa bermacam-macam. Mulai dari yang paling kovensional: diguyur air, baik air biasa maupun air bekas rendaman udang selama berminggu-minggu dicampur dengan minyak goreng; yang agak canggih: dilempar bersama-sama ke kubangan kerbau, diikat di pohon atau diborgol kaki dan tangannya lalu diguyur fermentasi telor busuk selama satu bulan; atau yang paling canggih: diborgol di depan 210 peserta Baluran Birding Competition, setelah berkoordinasi dengan kepala balai bahkan, lalu dipersilahkan siapapun yang ingin ambil bagian.

Maaf bapak-ibu sekalian, saya bukannya membuka “aib” kawan sendiri, atau membahas sesuatu yang tidak penting di sini. Justru saya menekankan kepada Anda semua, bahwa inilah –salah satunya- yang membuat kami menjadi solid dan kompak. Organisasi ini bahkan sudah mentransformasi menjadi sebuah keluarga. Kebiasaan-kebiasaan itulah bumbu utama dalam dinamika PEH di Taman Nasional Baluran. Tanpa itu semua, hambar rasanya.

Kekompakan dan kesolidan itu tidaklah berlebihan jika saya simpulkan telah menjelma menjadi semangat. Sebelum saya tutup tulisan ini, ingin saya luapkan apresiasi saya buat satu kawan, Sutadi, atas semangat dan totalitasnya bertahun-tahun menjadi duet saya memata-matai burung se-Baluran. Buku Burung-Burung Taman Nasional Baluran yang kemudian disempurnakan dengan Birds of Baluran National Park tidak lepas dari kontribusi besar dia. Saya yakin, jika ditimbang, semangat kawan-kawan PEH lainnya pasti sama dengan semangat Sutadi, tapi saya heran kenapa Tuhan menjodohkan saya dengan manusia satu ini. Pak Toha sebagai birdwatcher yang lebih senior dari kami sesekali ikut nimbrung dalam proses kami memata-matai burung. Kalau Pak Toha tidak bisa ikut, maka kami bertiga sesekali berdiskusi tentang beberapa catatan di lapangan.

Setiap kali ke lapangan, ada saja makanan yang dibawa Sutadi, atau minimal setermos kopi panas. Bahan-bahan logistik yang dibawanya bahkan dia sendiri yang memasakkan untuk kami jika terpaksa harus menginap di lapangan. Motor Honda Karisma-nya adalah korban paling babak belur karena motor itu yang selalu kami gunakan ke lapangan, sampai akhirnya dia harus diganti dengan Honda Win-100. Perselisihan kadang terjadi diantara kami, kadang kami juga bisa sangat mesra. Ah, benar-benar layaknya suami-istri. Cuma kami tidak dikaruniai anak! 🙂

Tapi ada waktunya kami harus “bercerai” supaya dia bisa menyebarkan semangat dan energinya dengan kawan-kawan yang lain. Begitu juga dengan saya, supaya saya bisa saling belajar dengan kawan-kawan lain bukan hanya tentang burung. Karena Baluran memang tidak hanya burung semata.

Bekerja adalah hiburan. Itulah yang saya rasakan selama ini menjadi anggota PEH Baluran. Ada semangat dan kebahagiaan di dalamnya. Meskipun, harus diakui, beberapa kali ada juga gesekan dan bahkan benturan yang membahana di antara kami. Terutama dalam dua tahun terakhir ini. Ada yang menanggapi dengan sangat emosional bahkan sampai ke ubun-ubun kepala, tapi ada juga yang tetap berpikir positif bahwa pertengkaran dalam sebuah keluarga adalah pertengkaran yang selalu merindukan perdamaian. Supaya kami bisa terus bekerja. Berkarya untuk hutan lestari.

PEH Baluran. Ada cerita, semangat, perselisihan, dan kemesraan tak terkira di dalamnya. I’ll always love you guys…

Situbondo, 20 Februari 2012

Tamat.

Ebook bisa diunduh di sini

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s