Save the Best for the Last

Kalimat itu yang seharusnya nampang di kaos lomba 4th Baluran-PLN Birding Competition, 2013 kemarin. Tapi gak tahu gimana ceritanya akhirnya yang muncul adalah Save the Last for Best. Apakah ada bedanya? Ndak tahu! Dan memang gak penting buat saya karena yang penting pesannya sudah cukup jelas: kue paling enak pasti dimakan paling terakhir!

Meskipun kategori lomba ada dua, pengamatan burung dan fotografi, namun saya hanya ingin membahas pengamatan burung pada tulisan ini. Karena mau tidak mau, dia lah core dari event ini. Ulasan fotografi mungkin saya buat pada postingan terpisah saja.

Setelah 4 tahun birding Baluran dihelat, 4 kali pula acara ini menjadi media berkumpul para pengamat burung di seluruh Indonesia. Menjalin silaturrahmi sesama pencinta burung di alam. Berburu calon istri/suami atau sekedar menambah daftar kenalan atau friendship facebook. Meskipun saya juga tidak berani menyangkal kalau pada akhirnya ada juga yang memanfaatkan sebagai ajang para bounty hunter mendapatkan hadiah atas buruannya.

Hadiah besar, bahkan terbesar sepanjang sejarah kompetisi serupa di Indonesia, sepertinya satu-satunya alasan paling logis untuk mengumpulkan orang segitu banyaknya. Maaf, saya tidak menuduh para pemerhati burung ini mata duitan. Tapi saya rasa mereka memang memerlukan alasan masuk akal sehingga rela menempuh perjalanan sampai ribuan kilometer.

Selama 4 tahun itu pula, mekanisme dan aturan lomba untuk menentukan yang terbaik selalu diperbaiki demi mendapatkan juara-juara yang sejati. Orang Indonesia itukan gak percaya dengan dirinya sendiri. Mereka tidak yakin bahwa mereka bisa menang dengan kemampuannya sendiri sehingga rela berbuat curang. Kecurangan ini sangat jelas terlihat pada perhelatan birding pertama (2010).

Mekanisme lomba pun diperbaiki lagi. Sampai pada birding ketiga (2012), formula lomba berhasil menekan tingkat kecurangan pada level terendah. Bahkan paling rendah sejak birding dihelat, dan selama pengalaman saya menjadi juri di ajang yang sama di tempat lain. Meskipun ujung-ujungnya, di hari penjurian, masih saja ditemukan indikasi opornistik peserta demi uang jutaan rupiah. But, it’s ok. Dimanapun juga yang nama bad sectors pasti ada.

Nah, pada birding keempat (2013)  inilah formula radikal kita rancang. Sudah bosan dengan birdrace yang hanya mengumpulkan checklist pengamatan atau sketsa burung. Nama-nama burung bisa dihafal. Bentuk burung digambar dengan cantik untuk mengelabuhi obyektifitas juri. Deskripsi jenis bisa dikira-kira. Tapi bagaimana kalau daftar nama burung, bentuk morfologi dan deskripsinya diramu jadi satu menjadi sebuah tulisan populer ilmiah (semi-ilmiah)?

Menulis bukan hanya masalah menyusun kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf lalu menjadi tulisan utuh yang renyah dibaca. Dalam kontek kompetisi, untuk membuat tulisan yang baik, peserta juga harus memiliki ketajaman untuk memilih tema tulisan; kejelian untuk menangkap moment alam; ketelatenan mencatat data-data dari lapangan; dan terakhir tentunya imajinasi bebas dan jujur untuk menyulapnya menjadi tulisan yang berkarakter. Dan itu harus diselesaikan oleh peserta hanya dalam 2 hari perlombaan!

Menulis, bagaimana pun juga adalah cerminan paling lugas bagi si penulis. Strategi kecurangan macam apa lagi yang bisa digagas? Dan itulah kue paling enak selama 4 tahun kompetisi birding Baluran.

Kue terbesar kepada siapa lagi kami persembahkan selain kepada BIONIC? Bagi saya, yang sudah menjalani peran sebagai juri di banyak lomba birdwatching, potongan terbesar dari kue paling enak ini sangat layak bagi mereka. Tidak ada sedikitpun keraguan. Sebagai panitia, saya puas dengan hasil tahun ini. Di manapun kompetisi seperti ini dihelat, dari tahun ke tahun, di situ tidak satupun saya melihat BIONIC adalah kelompok berkarakter oportunis apalagi bounty hunter yang terobsesi dengan jumlah uang besar. Tentu saja bukan hanya BIONIC, dan saya yakin masih banyak kelompok lain yang memiliki integritas sama dengan BIONIC. Tapi sepertinya tahun ini adalah tahun keberuntungan BIONIC.

BIONIC adalah kelompok pengamat burung berbasis kampus yang memiliki sejarah luar biasa. Saya sendiri menyaksikan bagaimana pondasi kelompok ini dibangun, lalu disusun batu bata, tembok, kusen, sampai genteng-nya menjadi kelompok pengamat burung berbasis kampus paling solid dan progresif di Indonesia seperti sekarang.

Kemenangan hat-trick mereka dengan menggondol semua juara utama adalah bukti kapasitas mereka! Tidak ada sedikitpun keraguan di dalamnya. Tentang hat-trick ini, credit terbesar adalah milik salah satu pendiri juga sesepuh kelompok yang lahir awal 2000an silam, siapa lagi kalau bukan Imam “Peburung Amatir” Taufiqurrahman! Cowok flamboyan yang memilih hidup men-duda ini adalah salah satu investasi besar yang ditanamkan para peburung tua dulu sebagai conservationist masa depan!

Saya sedang tidak menuduh Imam yang kebetulan sebagai salah satu tim juri birding 2013 ber-kongkalikong dengan adik-adik asuhannya sehingga mereka bisa merebut semua juara utama. Saya tidak percaya mereka melakukan itu. Tidak sedikitpun! Tapi ketelatenan Imam menggembleng mental dan skill simpatisan BIONIC-lah yang saya sangat percaya yang berada di balik kesuksesan mereka. Dan BIONICers pun menjawab tuntas dengan 3 piala sekaligus parkir di basecamp BIONIC.

Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada para pemenang: BIONICs dan Kutu Air. Begitu juga kepada para pemenang selama 4 kali birding Baluran dihelat: Volunteer TNBB, Al-Soneta (alumni Schedultsem), PECUKers (ITS), Haliaster, TESIAers (Biolaska UIN Jogja), PEKSIAers (Unair). Tidak lupa kepada semua peserta. Anda semua layak menikmati kue paling enak selama 4 tahun birding Baluran dihelat. Kami sebagai panitia pun akhirnya bisa tersenyum lebar karena sudah menutup rangkaian annual competition ini dengan resep kue terbaik yang pernah ada.

Ah… sepertinya saya akan merindukan wajah-wajah kepanasan orang cari burung disengat matahari Baluran, keruwetan persiapan lomba, pontang-panting ngurusi ratusan peserta, tenda-tenda doom berserakan di Bekol, atau guyon kere di forum-forum diskusi malam hari. Saya akan merindukan kalian semua.

Akan ada waktu kita akan bertemu lagi… Adios.

5 thoughts on “Save the Best for the Last

  1. Selamat buat Panitia 4th Annual Baluran – PLN Birding Competition 2013,..
    Terima kasih sudah menyajikan kue yang begitu nikmat ,. 🙂

    Selamat buat para pemenang,. Sangat mengharukan,..

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s