Imam Hacker

Saya bukan orang yang pandai merespon tren isu menjadi sebuah tulisan. Meskipun Ahox benar-benar jadi penista agama atau bukan, itu tidak menjadi alasan saya untuk menulis tentang Ahox. Dan saya juga tidak tertarik dalam pusaran kebodohan pertentangannya. Ahox mau jadi gubernur lagi, apa mau dipenjara, apa mau jadi mu’alaf selama tidak ada keadilan yang terlanggar, itu tidak akan menjadi masalah saya.

Justru yang menjadi masalah saya adalah kenapa sekarang begitu banyak “sampah” berserakan di wall fesbuk saya. Saya bersyukur terjerembab tidak di banyak sosmed. Cukup fesbuk karena banyak teman dunia nyata saya yang tinggal di sana. Google+ karena itu lapak buat cari nafkah. Dan terakhir, whatsapp karena sejak pertama pegang smartphone 7 tahun yang lalu dia sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial saya.

Media sosial, dalam pandangan saya sebagai orang yang selalu curiga dan berburuk sangka dengan teknologi, mulai menunjukkan wujud aslinya. Dan “sampah” yang berserakan di laman media sosial semakin menguatkan suudzon saya bahwa dia tidak lain adalah Dajjal si mata satu!

Loh, kok bisa sampai Dajjal? hahahaha…

Logika ngawur saya begini. Sampeyan pasti sudah banyak yang paham klasifikasi dan definisi Dajjal: makhluk bermata satu yang diberi kelebihan Tuhan mampu mengangkangi seluruh dunia, kecuali dua tanah suci; selain kelebihan-kelebihan lain yang seharusnya Marvel memasukkannya sebagai salah satu super hero-nya. Tapi yang paling recognizable adalah bermata satu.

Saya ambil contoh Google. Ketika sampeyan beli hape Android, maka sampeyan “wajib” punya akun gmail supaya bisa menggunakan fitur-fitur dasar yang tertanam di hape. Nah saat itulah anda telah menyerahkan kehidupan sampeyan yang berhubungan dengan penggunaan hape kepada Google Inc. Tentunya ada beberapa tahapan yang harus disetujui antara Google dengan pengguna untuk sampai pada titik itu. Singkat kata, ketika sampeyan menyetujui semua klausul yang ada di privacy policy maka Google akan merekam dengan detail aktifitas harian sampeyan. Kemana saja sampeyan pergi, siapa saja kontak sampeyan, apa yang sampeyan diskusikan dengan rekan-rekan dan seterusnya dan seterusnya.

Sampeyan mungkin perlu tahu bagaimana permainan Pokemon Go adalah bentuk kerjasama masif antara Google dengan Niantic, Inc. dalam mengumpulkan data-data harian anda. Berikut saya cuplik salah satu poin dalam klausul privacy policy mereka.

c_scalefl_progressiveq_80w_800

Silahkan sampeyan interpretasikan sendiri apa maksudnya.

Hal yang sama juga berlaku, misal, dengan apa yang dilakukan oleh Fesbuk. Mereka menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang profil sampeyan: email, no hape, aamat rumah, riwayat pendidikan, pekerjaan, nama anggota keluarga, dan masih banyak lagi. Disimpan dalam sebuah sistem server terpadu sehingga memudahkan fesbuk dalam mempelajari profil para usernya. Dari profil itu mereka tahu iklan apa yang harus tampil di timeline sampeyan, status teman, news feed, atau foto hoax macam apa yang dalam perhitungan mereka akan memancing respon sampeyan.

Server terpadu yang dimiliki Google, Facebook, Twitter, Yahoo, atau sebut saja yang sampeyan hafal, tidak lain adalah manifestasi nyata dari terminologi mata satu. Kehidupan manusia di penjuru dunia diawasi dan dikontrol oleh sebuah server tunggal! Silahkan sampeyan pelajari biografi Edward Snowden, bekas teknisi senior CIA yang membocorkan proyek rahasia NSA yanga bernama PRISM dalam memata-matai hampir semua penduduk bumi menggunakan teknologi internet dipadu dengan perangkat mikro-elektronik seperti hape, laptop, PC, bahkan sampai audio mobil!

Dajjal si mata satu yang mampu mengangkangi penjuru bumi tidak lain adalah teknologi penguasaan informasi yang disimpan dan dikelola dalam sebuah server tunggal. Dan karena hampir semua perusahaan besar berbasis internet itu pusatnya ada di negaranya paklek Sam, silahkan berandai-andai kemana larinya semua data penduduk bumi!

“Sampah-sampah” yang berserakan di wall fesbuk sampeyan, saya yakin bukan tanpa kesengajaan. Dampaknya sudah jelas: polarisasi sebuah komunitas bangsa, lalu menciptakan konflik di antara polar-polar itu. Fitnah yang nyata sedang sampeyan baca setiap hari. Dan tidak sedikit yang menikmatinya, terlibat di dalam pusaran kebodohannya, sambil tiada henti-hentinya menganggap semuanya baik-baik saja.

Fitnah akhir jaman itu adalah apa yang kita perbuat sehari-hari di laman media sosial!

Jadi, siapa kira-kira sang Imam Mahdi yang diperintah Tuhan sebagai komandan perang yang akan melawan Dajjal? Sampeyan boleh menertawakan logika saya, tapi saya yakin, sang Imam tidak berwujud manusia bersorban dan berjubah putih yang dilempar Tuhan dari langit sambil membawa pedang! Bukan! Imam Mahdi yang akan berperang melawan Dajjal si mata satu, yang tidak lain adalah teknologi internet terpusat, adalah seorang HACKER!

Ngawur banget kan logika saya?

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s