Sebenarnya ada banyak cerita dalam kepala yang ingin saya tumpahruahkan di atas layar lcd 14″ laptop ini. Setelah 2 minggu gak nyontong, rasanya ubun-ubun sudan untup-untup mau keluar asap. Dari … Continue reading Remarkable Things on First 2014

Sebenarnya ada banyak cerita dalam kepala yang ingin saya tumpahruahkan di atas layar lcd 14″ laptop ini. Setelah 2 minggu gak nyontong, rasanya ubun-ubun sudan untup-untup mau keluar asap. Dari … Continue reading Remarkable Things on First 2014
1. Kadang-kadang saya masih nggumun kalau sudah bikin 2 buku burung Baluran (nggumun kok karo awake dewe). Memang tidak best seller bukunya Andrea Hirata atau Dee. Jangankan best seller, dijual … Continue reading Buku Ikan Karang Baluran: Sampeyan Cuma Butuh Yakin, Niat dan Nekat!
“Swiss dan 2 rekannya yang “gila” urus burung (Sutadi dan Achmad Toha) adalah figur-figur anomali di antara ratusan PEH di seluruh Indonesia.” — Pengantar Editor Tulisan ini sebenarnya berjudul “Supaya … Continue reading Supaya Kami Bisa Terus Bekerja (I): Emang Enak Jadi PEH?
Setelah Birds of Baluran National Park terbit, saya dapat kabar dari kawan, bahwa kawannya kawan saya itu bertanya kepada kawan yang punya kawan tadi, “Buku burung ini dua penulisnya orang bule ya? Swiss dan Richard?”. Spontan saya langsung ngguyu ngakak, ya jelas donk, kalo nama Richard Noske sudah jelas orang bule. Tapi “Swiss Winnasis”! Uteke a?!
Ok, now I tell you how bule I’m!
Akhirnya, terbit sudah buku yang saya mimpikan itu: Birds of Baluran National Park (BBB). Bahkan sampai detik ini saya masih belum percaya kalo nama saya terpampang di halaman cover urutan pertama lagi. Ngapunten Gusti Allah, saya bukannya gak bersyukur, cuma sedikit gak percaya saja.
Setelah melalui proses panjang, 4 tahun mengumpulkan foto, 2 tahun menyusun teks, 6 bulan pematangan teks, 3 kali ganti desain, dlsb, buku ini seperti menyiram kepala saya dengan air dingin di tengah-tengah padang pasir nan gersang. Semua rasa lelah, mangkel, frustasi, luruh dalam senyum dan syukur.
Benar-benar bukan perkara mudah ternyata bikin buku itu. Bayangkan, minggu depan buku ini sudah harus naik cetak tapi sampai detik ini kami, tim penulis, masih engkel-engkelan masalah substansi teks. Jangankan menyelesaikan layout, mendefinisikan apa itu savana, hutan musim sampai hutan dataran tinggi saja memerlukan waku berhari-hari. Itu karena ada penulis asing, Richard, yang tentunya dia punya hak yang sama untuk mengambil suara, dan tentunya lagi dia tidak tahu banyak tentang Baluran. Apalagi ekosistem Baluran sangat spesifik menurut saya.
Saya adalah orang yang sangat perhatian dengan tampilan grafis. Saat bermain-main dengan Corel, Photoshop atau Flash saya bisa menghabiskan waktu seharian hanya untuk utak-atik curva dan warna. Dan karya grafis … Continue reading Layout Primitif, Renaissance Sampai Eureka
Ok, jadi ini adalah postingan pertama untuk edisi khusus Birds of Baluran Behind the Scene. Kenapa saya bikin edisi ini? Karena buat menjaga jalur ide saya untuk tetap bikin postingan. Gara-gara metenteng menyelesaikan buku burung Baluran (BBB) versi inggris saya sampe gak sempat nulis. Jangankan nulis, keluar ide nulis aja gak. Jadi ini jelas gak equilibrium. Equilibrium? Kayak pernah dengar…
BBB adalah singkatan dari Buku Burung Baluran atau dibalik juga bisa Birds of Baluran Book. Asik to? Bahasa Inggris atao Indonesia semuanya disingkat BBB. Ncen keramat tenan og singkatan kuwi :D.
Cerdas! Adalah ungkapan yang langsung menyembur dari kepalaku setelah selesai membaca komik ini. Berjudul Palestina Membara, Duka Orang-orang Terusir, komik karya Joe Sacco ini benar-benar membawaku merasakan apa yang sebenarnya … Continue reading Palestina Membara Dalam Komik Cerdas
Untuk kesekian kalinya saya harus berdiri dari kursi, menuju dapur, mengambil gelas lalu memasukkan beberapa jumput kopi bubuk dan gula dan kemudian menuangkannya air panas. Lalu kembali saya berhadapan dengan monitor flat, keyboard, mouse, corel draw, office word, excel, notepad, photoshop, firefox dan tentunya winamp. Segelas kopi sepertinya akan sangat membantu untuk melawan rasa ngantuk, jenuh dan kepala yang semakin panas bercampur nggeliyeng gak karuan ini.
Buku burung Baluran versi Inggris sudah kurang lebih selesai 85%. Sudah hampir setahun proses penyusunan ini berlangsung, dan semakin saya selesaikan sepertinya semakin banyak saja kekurangan yang saya tambal atau saya buat baru lagi. Bahkan meskipun sekarang saya lagi diklat PEH di Kadipaten, mencuri-curi waktu untuk menyelesaikannya supaya setelah kembali ke Baluran pinginnya sudah kelar tapi tetap saja, semakin aku selesaikan semakin banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Huff… seperti tidak ada habisnya saja buku ini saya kerjakan.
Sebenarnya, rencana awal cuma ingin menterjemahkan Buku Burung Baluran yang pertama ke bahasa inggris, tapi setelah dipikir-pikir kenapa gak sekalian aja diperbaiki lebih bagus lagi. OK deh kalo begitu disusun lagi aja dengan konten yang lebih ilmiah tapi tetap populer. Maka ditambahilah konten deskripsi umum, identifikasi, suara, habitat use dan beberapa pernik-pernik yang memperlengkap informasi tentang jenis-jenis burung di Baluran.
Kemudian, proses translating yang cukup terbantu oleh mbah Google. Saya gak bisa bayangkan kalo gak ada kamus punya mbah Google, mungkin untuk translate saja akan membutuhkan waktu berbulan-bulan karena saking banyaknya tulisan. Tetapi tetap saja saya harus memperbaiki hasil terjemahannya mbah Google. You knowlah, sehebat-hebatnya mesin perterjemah pasti tetap kacau di sana-sini. Selesai translate, seperti biasanya, waktunya untuk ngriwuki satu-satunya orang yang siap diriwuki: Kang Bas hehehehe…
“Tolong dikoreksi untuk istilah inggris sekalian tata bahasanya ya Ndan.” Begitu pesan singkat saya.
Waktunya proses layouting, dan ini adalah bagian paling menyebalkan. Njlimet! Mulai dari memperbaiki kualitas tone foto burung, lalu nge-crop yang harus di-crop. Menata dan mengatur antara foto-tulisan-keterangan tambahan dalam satu halaman setengah A4 dengan tetap menjaga kualitas tampilan memang sangat menantang, tapi juga njelehi. Kadang dapat foto bagus, tulisan panjang tapi space yang ada sedikit, mana yang harus dikorbankan? Mengurangi tulisan atau memperkecil foto cantik itu? Ada lagi yang fotonya ancur dan tulisan keterangannya juga mepet sehingga banyak space kosong pada kolom yang emang sudah segitu jatahnya. Bingung lagi. Dan itu harus saya kerjakan untuk 151 spesies yang harus saya muat di buku ini.
Pada buku ini juga saya sertakan deskripsi Family secara umum. Tidak mudah juga untuk mendapatkan referensi family terutama untuk family-family burung yang tidak memiliki “nilai penting”. Mana perpustakan Baluran isinya cuma laporan kegiatan. Lagi-lagi mbah Google menjadi jin botol yang nyembul mak buss lalu tertawa terbahak-bahak seraya bertanya kepada saya, “Cari info tentang apa tuanku?” Google Books lalu terbuka di layar komputer saya. Hahh… memang susah menjadi bangsa yang malas nulis. Masak cari pustaka tentang Turdidae, Timalidae apalagi Oriolidae saja harus ngontak mbah Google. Itupun kadang masih harus nyopet sana-sini lewat 4shared, rapidshare bahkan torrent dan kalo masih gak dapat masih ada satu lagi jin yang harus dikusuk supaya keluar dari botolnya: Surip Kutilang (karena dialah copet e-book yang sesungguhnya hehehe…).
Anyway, buku ini harus selesai. Minimal sampai proses layouting dan text editing final sebelum saya serahkan ke editor bahasa dan editor ilmiah yang sampai sekarang belum dapat nama calonnya. Wuihh masih panjang ya rentetan prosesnya? Belum lagi kirim proposal ke funding yang mau mendanai pencetakan buku ini. Ada yang bisa membantu saya jadi editor bahasa? Editor Ilmiah? atau penyandang dana pencetakan? 😀