Tag: dulmatin

SBY, Dulmatin dan Gelar Kelulusan Fakultas Kehidupan

Dulmatin, panglima teroris yang dihargai oleh Amerika sampai 10 juta dollar itu pun gugur juga. Ada beberapa hal yang menganjal di otak saya seputar berita kematiannya, yang kalo nggak saya luapkan bisa protes dalam wujud kukul atau udun.

1. Saat berita tertembak dan meninggalnya Dulmatin, tidak ada pernyataan resmi dari pemerintah baik Polri maupun Presiden tentang “prestasi” ini. Justru SBY mengumumkannya di Australia, di depan para penguasa negeri tetangga yang sering memanas-manasi Indonesia. Dan jangan lupa, Australia adalah antek-anteknya Amerika, menjadi bagian tunggal yang terus mendukung agresi Israel di tanah Palestina. Bahkan ketika kejahatan perang sudah sebegitu terangnya dilakukan Israel, tetap saja Amerika dan sekutunya mendukung negara zionis itu. Bolehkah saya mengatakan kalo Israel sebenarnya adalah negara teroris ? Teroris yang diakui eksistensinya sebagai negara sah oleh bangsa-bangsa di dunia.

Lalu SBY dengan bangganya mengumumkan keberhasilan polisi Indonesia dalam membekuk teroris, tapi di tanah orang lain. Bahkan dia melewati rakyatnya sendiri yang seharusnya berhak lebih tahu. Jadi pertanyaannya, untuk siapa “prestasi” itu diberikan? Untuk rakyat Indonesia atau untuk bule-bule itu?

SBY telah membantai warganya sendiri untuk mendapatkan pujian dan sanjungan dari negara orang lain. Kebanggaan macam apa itu? Watak pemimpin macam apa itu?

Saya adalah seorang PNS, dan siapapun presidennya, dia adalah atasan tertinggi saya. Kode etik jabatan saya mewajibkan saya untuk mematuhi pimpinan. Ketika bicara jabatan dan tugas negara, saya akan mematuhi semua perintah pimpinan tertinggi saya, karena memang itu tugas saya. Tapi sebagai seorang muslim, sebagai manusia dan sebagai rakyat Indonesia, untuk yang satu ini saya harus jujur mengatakan bahwa saya tidak setuju apa yang dilakukan oleh pimpinan tertinggi saya. Di  balik baju PNS saya, masih ada sesuatu yang harus menjadi pertimbangan di dalam setiap nafas hidup saya.

2. Kenapa sampai mati? Maksudnya kenapa polisi tidak menangkap hidup-hidup Dulmatin yang bahkan ada yang mengatakan kalo pangkatnya dalam jaringan teroris Asia Tenggara jauh lebih tinggi dari Nurdin M. Top? Ada apa? Apakah ada yang disembunyikan?

Padahal dengan menangkap Dulmatin maka akan ada banyak keuntungan yang diperoleh. Kita bisa tahu motif perbuatan mereka. Modus gerakannya. Simpul-simpul jaringannya. Dan masih banyak lagi. Tapi kenapa hal itu tidak dilakukan? Atau memang sudah menjadi agenda utama Polri untuk menghabisi Dulmatin? Lalu pada saat yang bersamaan SBY ada di Australia untuk mendapat pujian. Meskipun, sekali lagi, saya tidak menganggap itu sebagai sebuah pujian, tapi sebuah aib di wajah presiden. Lha wong rakyat Indonesia biasa-biasa saja kok, ngapain SBY mengemis-ngemis pujian dari orang lain? Dan, sialnya lagi, presiden adalah sebuah simbol negara. Tercoreng muka presidennya, tercoreng pula wajah seluruh negeri ini!

Berdasarkan kesaksian warga yang melihat langsung proses penggerebekan, tidak satupun mengatakan bahwa ada perlawanan berarti dari Dulmatin cs. Bahkan ketika salah seorang anggota Dulmatin tersungkur dari sepeda motor, lalu digerebek polisi, dia tidak melawan dengan senjata api, hanya berusaha melawan dengan tangan kosong, tapi tetap saja polisi menembak kepalanya dari jarak dekat.

Saya memang tidak sepakat, sangat tidak sepakat, tentang cara-cara terorisme dalam menjalankan aksinya dan mungkin begitu juga hampir semua rakyat Indonesia. Bagaimanapun juga terorisme harus dihabisi. Cara-cara di luar kepantasan sebagai makhluk beradab, segala bentuk terorisme harus dilawan. Untuk itu, Dulmatin cs. harus dihabisi. Dulmatin harus tidak bisa memberi kesaksian untuk merubah stigma negatif dunia tentang apa itu teroris (seperti apa yang didefinisikan oleh Barat). Dulmatin tidak boleh ambil bicara bahwa yang mereka lakukan sebenarnya tidak lebih karena reaksi ketidakadilan para penguasa, bahwa yang apa yang mereka lakukan adalah untuk mendukung gerakan anti penindasan penguasa lalim di Philipina, misalnya. Bahwa apa yang mereka lakukan adalah untuk melawan gerakan terorisme yang sebanarnya, terorisme yang dilakukan oleh sebuah negara “sah” bernama Israel yang didukung oleh negara-negara kuat yang salah satunya adalah Australia. Apa benar Dulmatin yang merencanakan Bom Bali? Kalau semua itu baru seputar tuduhan, isu yang belum terbukti yang akan terus dijaga sebagai isu. Maka Dulmatin harus mati!

3. SBY, KIB II dan Demokrat sudah tercoreng habis-habisan mukanya akibat skandal Century. Apakah sebegitu liciknya politik negeri ini hanya demi mengalihkan perhatian publik dari skandal Century lalu Pemerintah membuat skenario drama The End of Dulamtin? Atau sekedar hanya untuk memperbaiki citra, mereka menghabisi rakyatnya sendiri.

Terlepas dari apa itu teroris, siapa itu SBY, siapa itu Israel, atau hubungannya dengan Century dan bagaimana pandangan Anda terhadap itu semua. Barusan saya lumayan terhenyak membaca berita di www.jakartapress.com: “Saya dengar dari kawan-kawan di sana yang melihat jenazah Dulmatin. Baunya wangi dan darah masih mengalir. Kenapa demikian, itu membuktikan dia bukan teroris. Sebab kalau teroris, lima menit setelah mati pasti busuk,” kata Ba’asyir.

Duh Gusti… kematian, yang baru saja saya sadari, ternyata bukan petaka. Kematian adalah sebuah… fasilitas, metode dan ilmu tertinggi yang diberikan kepada manusia untuk menyempurnakan kuliah di fakultas kehidupan. Dan di saat hari wisuda itu, saat para tetangga dan handai taulan datang menghadiri acara akbar itu, Allah dengan caranya sendiri akan mengumumkan gelar kelulusan masing-masing wisudawan-Nya.