Saya dilahirkan dalam sebuah keluarga yang -alhamdulilah- sederhana. Saat saya lahir, bapak saya bekerja sebagai petani yang menggarap lahan kakek dan ibu menjahit pesanan baju tetangga-tetangga di kampung. Sejak krismon 1997, bapak nyaris tidak bekerja karena profesi barunya sebagai kontraktor taman macet total, padahal itu adalah tahun pertama kakak saya kuliah. Mencoba usaha lain, mulai dari ternak cacing, kembali bertani, sampai makelaran apapun yang laku dijual semua tidak memberi hasil. Alhamdulilah ibu bisa memasak dan bikin kue yang sudah dimulai jualan roti ke toko-toko di kampung sebelum krismon dan katering kecil-kecilan, karena memang kecil sekali putaran uangnya. Tapi, alhamdulilah lagi, rejeki yang seadanya itu cukup untuk meluluskan 3 sarjana putra-putra beliau. Salah satunya saya.
Tag: family
Kelembutan Hati di Balik Kokohnya Jiwa Petarung
Setelah sekian lama gak nonton pilm bagus, atau kalopun sempat nonton selalu saja gagal menyempatkan waktu untuk menulis beberapa paragraf ngasih bocoran. Jadilah Warrior, film terakhir yang saya tonton dan pertama yang bikin saya gak tahan bikin resensi setelah berbulan-bulan lamanya. Ok, apakah sampeyan sudah klik link judul filmnya? Sudah lihat ratingnya? dari berapa ribu users? Sudah lihat juga movie-meternya? Yes, angka yang sepadan untuk sebuah film bagus, even best ever! Kalo saya yang lihat angka-angka itu, tidak perlu saya baca paragraf setelah ini. Langsung saya donwload di torrent, pergi ke rental atau beli dvd bajakannya. Jadi anggap saja ini hanya tulisan ndobos.