Tag: new spesies

Baluran’s New Checklist Sampai Tendangan Janda

Kedatangan tamu spesial, hunting kali ini serasa beda. Setelah Pak Martjan Lammertink, peneliti Great Slaty Woodpecker dari Cornell Lab of Ornithology USA membatalkan kunjungan ke Baluran karena terkendala urusan imigrasi, lalu Pak Don Hasman yang katanya Desember ini juga mau ke Baluran tapi sampai sekarang belum ada kabar. Tamu yang satu ini sudah lebih dari cukup menadi pengganti dua nama besar di atas. Tapi siapa dia, lu silahkan kira-kira sendiri :).

Dimulai dari HM 50-an jalan Batangan-Bekol. Kami berhenti sejenak karena tertarik dengan atraksi srigunting yang seperti biasanya selalu tampil PeDe. Sambil asik berusaha ngambil gambarnya si srigunting, terdengarlah suara merdu itu. “Aku belum pernah dengar suara kayak gini!” begitu kataku kepada teman saya. Suaranya begitu nyaring, jernih dan empuk di telinga.

Berusaha mencari sumber suara. Scanning tajuk-tajuk atas, gak ketemu. Scanning tajuk tengah, juga gak ketemu. Scanning semak-semak, sambil terus mencicilkan mata. Beberapa saat meng-scanning belum juga ketemu dimana sumber suara yang terus menyanyi riang itu. Sampai akhirnya seperti ada noktah yang mencolok dan mencurigakan seperti pola rangkaian angka-angka matrix di layar komputer. Sebuah pola yang mencurigakan. Segera kujinjing si laras panjang, kuarahkan ke benda mencurigakan itu.

Yup betul. Seekor burung. bertengger di antara rerimbunan semak sambil asyik bernyanyi. Jepret…jepret…jepret… beberapa frame ketangkep sebelum mereka, karena ada 2 ekor, segera menghilang di balik kerumunan semak. Burung apakah itu?

Wooo… new species! Tepus Gelagah atau Chesnut-capped Babbler atau Timalia pileata!

Tepus Gelagah, Chesnut-capped Babbler, Timalia pileata

Meskipun kualitas fotonya gak bagus, tapi no problemo. Karena setidaknya ini menambah list burung Baluran. Dan kayaknya nambah halaman lagi di BBB versi inggris.

Lalu lanjut lagi perjalanan menuju savana Bekol. Singkat cerita nyampelah kita di Ketokan Kendal. Hujan deras selama beberapa hari menciptakan beberapa kubangan di sini. Di tengah jalan pun, cekungan-cekungan air berceceran. Dan suara katak itu! Begitu riuh rendah suara mereka, katak dalam jumlah sangat besar, ngorek bebarengan!

Kita saling berpandangan. Ono opo rek? Kok katak sebegitu banyaknya, hampir memenuhi setiap genangan dan kubangan air yang ada, ngorek bareng dengan bantuan “kantung suara” di tenggorokannya. Lagi kawin massal kali ya? Atau upacara suci menyambut datangnya musim penghujan? Tanpa memutuskan apa jawabannya, lansung aja kita berdua ndlosor mengambil angle yang bagus untuk motret.

(1) Di antara kerumunan katak-katak itu, adalah si Borokokok yang sedang mendekati si Diana (keduanya terinspirasi dua kawan PEH baluran :D).  (2) Walaupun Borokokok tahu kalo si Diana sudah punya suami yang namanya Wahono (juga PEH baluran :D), dia tetap nekad mendekati wanita yang ditinggal suaminya piket di Bama itu. (3) Tahu kalo manusia paling usil se-Baluran mendekatinya, Diana segera mengusirnya dengan kaki mulusnya. (4) Borokokok terpental oleh dorongan kaki Diana. (5) The show must go on, lama gak kumpul sama istri membuat Borokokok maju terus pantat mundur mendekati Diana, eehh… dia malah berani-beraninya njawil Diana! (6) Tahu kehormatannya terancam, tanpa pikir panjang Diana segera menendang Borokokok sekuat-kuatnya menggunakan jurus Tendangan Janda level 10!

Konon akibat perbuatannya itu, Borokokok diadili masa yang berkumpul di semua cekungan dan kubangan Ketokan Kendal sampai babak belur.

Tamat